Taehyung merasa ia seperti di siram air es sebotol dari atap kosan. Ia benar benar terkejut dengan chat yang dikirimkan oleh Jeongguk. Apalagi, tunggu- didepan?! Benar benar didepan?!
Taehyung berjalan memutari ruang tamu tanpa arah, ia benar benar gugup. Tapi- tunggu, gugup?! Untuk apa gugup?!
Oke, Taehyung. Kamu bisa. Dosenmu itu hanya berkunjung seperti biasa.
Tarik nafas
Buang perlahan
Tarik nafas
Buang per-
Tok tok tok
ASTAGFIRULLAH! IBUK!!
Taehyung membuka pintu kosan separuh, ia hanya memunculkan kepala tanpa menunjukkan badannya. Taehyung mendongak terlihat wajah Jeongguk yang dipenuhi keringat didahi dan jangan lupakan rambut curly nya yang berantakan.
Allahu akbar damage nya itu loh!
"Ada yang bisa saya bantu, pak?"
Jeongguk menyunggingkan senyum miring, smirk. "Saya tidak boleh masuk dulu?"
Taehyung melihat ke belakang memastikan kosannya tidak berantakan mengingat tadi ia tertidur dan meninggalkan Jimin dan Rose. Oh, aman. Mereka tidak membuat kosannya berantakan.
Taehyung membuka pintu kosan lebih lebar mengkode Jeongguk untuk masuk terlebih dahulu. Taehyung mengernyit ketika melihat sepeda dihalaman kosannya. "Bapak tadi kesini naik sepeda?"
"Iya. Kenapa?"
"Sepeda nya ndak di masukin aja, pak? Nanti kalau hujan gimana?"
Jeongguk kembali keluar untuk memasukkan sepeda nya kedalam ruang tamu. Setelah memasukkan sepeda, Jeongguk bergabung duduk disebelah Taehyung di sofa. Taehyung menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Jeongguk. Diluar mendung dan cuaca Malang yang biasanya dingin menjadi lebih dingin dari biasanya kalau ia tidak menjaga jarak, takutnya setannya lebih kuat!
"B-bapak, tadi sampai repot-repot kesini mau apa?"
Jeongguk mengubah posisi duduknya menyamping menghadap Taehyung. Siku lengan kanan ia senderkan ke sofa bagian atas menyangga kepalanya yang menatap Taehyung dengan lamat.
Mampus anjim baper aku bamsaaatttt, ibuuuuk kapan aku ndue pacar 😭 -maap sumpah aku gakuat
"E-eh, kenapa ya pak? Ada yang salah dengan saya?" Taehyung gelagapan. Selama delapan belas tahun hidupnya ia belum pernah ditatap se lekat itu oleh seseorang. Mendadak jantungnya berdetak sangat keras, Taehyung memundurkan tubuhnya lebih jauh lagi agar Jeongguk tidak dapat mendengar suara detak jantungnya yang terlalu keras.
Jeongguk masih diam dengan posisi yang sama, menatap lekat Taehyung yang sudah hampir mampus didepannya. Merasakan waktu berjalan dengan lambat disekitar mereka. Detik demi detik berlalu dengan lambat yang tanpa disadari sudah sepuluh menit Jeongguk menatap Taehyung sedemikian lekatnya.
"Kamu tahu tidak kalau saya khawatir?"
"Saya khawatir karena kamu tidak membalas pesan saya. Saya kira kamu kenapa-napa."
Taehyung hanya terdiam mewakili rasa terkejutnya. Mengingat kembali pesan yang dikirim oleh kedua sahabatnya tadi- mendadak rasa malu muncul kembali memunculkan rona merah dipipinya.
"Jujur sama saya, siapa yang mengirim pesan tadi."
"Kok- bapak tahu kalau bukan saya yang mengirim?"
Jeongguk berdecih pelan, menampilkan smirk yang menambah kadar kesempurnaan dalam wajahnya.
"Karena saya tahu, typing kamu tidak seperti itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
MAINSTREAM ; KOOKV
FanficCuma kisah mainstream antara Taehyung dan Bapak Jeongguk. "Pak Jeongguk itu udah terverifikasi bucin." "Sama siapa?" "YA SAMA LO LAH SIAPA LAGI?!" KOOKV LOKAL AU WARN! JAVANESSE BXB Masih Newbie :)