13. Juliet menunjukkan sesuatu

6.3K 1.4K 111
                                    

Pita melempar tasnya ke sembarang dan mendudukkan diri di sofa dengan kasar. Pita sangat jengkel pada Ali mulai detik ini juga. Mengingat sudah dua kali untuk hari ini dirinya dihukum karena hantu noob itu.

"Sini gue bantu." Evan tiba-tiba datang dan mengambil kain di tangan Pita. Lelaki itu tersenyum tipis sambil mengelap jendela yang semula adalah bagian Pita.

"Nggak usah! Lo pulang aja sana!" usir Pita. Gadis itu hendak meraih kembali kain dari Evan. Tetapi lelaki itu malah menaikkan tangan yang menggenggam kainnya setinggi mungkin.

Hidung Pita kembang kempis. Kepalanya mulai memunculkan tanduk dan asap. Evan terkekeh melihat pemandangan lucu di hadapannya. Lalu ia kaget saat Pita tiba-tiba menyerangnya. Membuat lelaki itu semakin meninggikan tangannya agar tidak mampu digapai oleh Pita.

Naas. Keberingasan Pita justru membuat tubuhnya bisa saja mendorong Evan agar terjatuh. Namun, mau dicegah dengan cara seperi apa pun, jika akan jatuh, tetap saja endingnya jatuh juga. Evan jatuh. Bersama Pita di atas tubuhnya, dan sang kain yang terdampar di lantai kedinginan.

Tatapan Evan lurus pada Pita yang wajahnya hanya berjarak beberapa jengkal dari wajahnya. Sekali maju, Evan bisa mencium bagian dari wajah gadis itu secara mudah. Tetapi segera saja ia mengenyahkan pikiran mesum seperti itu. Jika sampai hal itu terjadi, bisa saja Evan langsung ditampar dan dikatai berengsek padahal baru tahap awal pdkt.

Pita berdeham. Berusaha menyadarkan diri pada posisinya. Evan pun ikut berdeham.

Pita kembali berdeham.

Evan balas berdeham.

Untuk ketiga kalinya Pita kembali berdeham.

Evan balas berdeham.

Pita—sudah! Jangan diteruskan!

"Lo keenakan, ya, ada di atas tubuh gue?"

Pertanyaan frontal dari Evan berhasil membuyarkan pikiran Pita yang melayang ke mana-mana. Kejadian seperti ini, malah membuat angan Pita jatuh membayangkan malam pertama. Mata Pita patut dicolok, permirsah! Dia sudah berani membayangkan tubuh lelaki di bawahnya.

Pita segera bangkit dari atas tubuh Evan. Sementara Evan tersenyum lebar dengan gelagat salah tingkah.

"Mung.... kin. Inilah rasanya... rasa suka pada dirinya~"

Senandungan itu terdengar dari mulut Ali yang sedang menyadarkan punggungnya pada tembok. Tatapannya datar menatap Evan. Pita mengambil sapu dan kain saat itu juga. Berniat untuk menghajar Ali.

Evan mencegah. "Mau ke mana?" tanyanya.

"Ngelap jendela." Pita akan kembali berjalan sebelum Evan mencegah lagi.

"Sapunya dibawa juga?" tanya Evan. Melirik sapu di tangan Pita. Pita menatap Evan sejenak, lalu membanting sapu tersebut tepat di hadapan lelaki itu.

Mendengar suara tawa Ali yang menggelegar membuat Pita tak tahan lagi untuk tidak melempar kain di tangannya ke wajah hantu noob itu. Tetapi siapa sangka, kain tersebut justru salah alamat dan mengenai wajah Evan.

Evan tersenyum tipis. "It's okay. Muka gue emang ganteng. Sampe kain aja nggak tahan buat nggak nyium gue."

Pita langsung meraup wajahnya saat kejadian setengah jam yang lalu melintas di kepalanya. Semenjak bertemu Caca si hantu Apakah. Sikap Ali jadi lebih menjengkolkan dari biasanya.

𖣴⵿⃜⃟᭢·· · · · ──────── · · · ·𖣴⵿⃜⃟᭢

"Om? Gimana rencananya? Apakah lancar?" tanya Caca pada Ali yang baru saja membelikanya es krim. Mereka tengah berada di Hantu Mall Story saat ini.

𝗜𝗻𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗞𝗲𝗿𝗲𝗻 : 𝗜 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang