"Pita ... sebenernya kamu punya temen atau nggak di sekolah?" Seka langsung melempar pertanyaan. Membuat roti yang akan masuk ke mulut Pita terhenti.
"Pita nggak mau temenan sama siapa-siapa, Bu. Lagian mereka udah terlanjur nganggep Pita aneh. Jadi bagi Pita, nggak ada yang bisa dipercaya. Semua sama aja. Pita jelasin juga mereka nggak bakal percaya. Contohnya aja pak Rt. Dia justru ketakutan pas Pita jelasin apa yang Pita lihat."
"Memangnya kamu jelasin apa ke pak Rt?" tanya Farhan yang sejak tadi menyimak tanya jawab antar istri dan anaknya.
"Bukan hal yang penting, Yah."
"Oke! Kalau gitu ... Ayah yang tebak." Farhan tampak berpikir dan menganggaruk dagunya, mulai berpikir.
"Pasti kamu lihat setan, kan?" tebaknya.
"Lebih dari itu." Pita menggelengkan kepala beberapa kali.
"Kamu lihat setan nyuri kotak amal?"
"Makin jauh aja, Ayah!" Pita mendadak sewot dan reflek menggebrak meja. Farhan berjengit sampai dadanya membusungkan kaget. Sementara Seka langsung mengangkat centong nasinya tinggi-tinggi.
Pita berdeham.
"Selain karena Pita baik dan tidak sombong ... Pita juga mau berterima kasih sama Ayah dan Ibu yang udah capek-capek bikin Pita. Juga buat Ibu yang ngos-ngosan lahirin Pita. Pita bakal jelasin ke kalian awal mula ceritanya. Pita gini karena nggak mau kalian mati penasaran dan gentayangin Pita nantinya cuma buat nanya soal pak Rt—"
"PITA!"
"Bercanda, Bu! Sensi amat jadi orang."
Farhan mengibaskan tangan. "Lanjutkan!" perintahnya.
"Beberapa minggu yang lalu, Pita iseng-iseng dateng ke kebun milik pak Rt. Tempatnya luas dan bagus. Dan di sana, Pita liat sesuatu yang menarik."
"Setan mandi?" tebak Farhan. Seka menoyor kepalanya kemudian.
"Setan pergi ke pasar?" timpal Seka. Kali ini Farhan yang balas menyentil kening wanita itu.
"Itu, kan, ceritanya di kebon. Kenapa jadi melenceng ke pasar-pasar?" Farhan mendengkus.
"Hanya memastikan! Syukur-syukur kalau bisa jawab bakal dapet satu juta rupiah," jawab Seka sambil terkekeh 'haha-hihi'.
"Pita bakal minta satu juta rupiah ke kita dan ngebalikin lagi uang itu pake perantara hadiah kuis." Itulah yang akan terjadi jika mengadakan kuis antar anak dan orangtua.
"Heh, udah-udah! Pita tahu Pita sombong. Tapi Pita nggak bakal meras duit orangtua. Paling ngambil diem-diem." Pita mencoba melerai, tetapi justru dia sendiri yang semakin memancing kejengkelan.
Sambil melahap roti berbalut selai stroberi, Pita mulai melanjutkan ceritanya kepada Farhan dan Seka. Bagaimanapun juga, status mereka berdua adalah sebagai orangtuanya. Dan mereka berhak tahu untuk itu.
"Pita ngeliat mall yang isinya banyak setan-setan kaya. Dompet tebel isinya kosong," jelas Pita yang langsung menyurutkan senyum terperangah Farhan dan Seka saat mendengar empat kalimat terakhir.
"Nah ... kebetulan pak Rt dateng. Kayaknya dia ngeliatin Pita senyum-senyum sendiri waktu itu. Terus dia tanya Pita kenapa. Dia juga penasaran apa yang udah bikin Pita senyum-senyum nggak karuan. Ya Pita kasih tahu, dong, kalau Pita liat toserba di sana."
"Dan pak Rt percaya dengan mudahnya?" tebak Farhan.
"Dia gemeter dan ijin ngecek kotak amal masjid setelahnya."
Kebenaran dari kalimat Pita langsung mengundang toyoran di kepalanya berkali-kali. Rupanya Seka dan Farhan sudah menahan tangan mereka susah payah. Tapi sekarang terlepas juga akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗻𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗞𝗲𝗿𝗲𝗻 : 𝗜 ✔
Humor𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭, 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. #ODOCTheWWG #SujuX (Juara #2 ODOC TheWWG SujuX) #Rank 1 On Remaja (06-11-21) [Cerita ini merupakan cerita fiktif dari penulis. Latar, budaya, dll tidak...