4 : Hantu Noob

11.8K 2.1K 165
                                    

Laki-laki tidak akan tahu, seberapa besar rasa paniknya sebagai perempuan jika sudah mengalami yang namanya 'telat datang bulan'. Terkadang pikiran pun jadi dibuat melayang-layang. Berpikir apakah dia hamil? Tetapi kapan dia melakukan hal sedewasa itu? Siapa pula yang menghamilinya? Wah kacau ini! Hanya karena masalah ini saja perempuan sudah berhasil dibuat kalang kabut. Pusingnya bukan kepalang. Nyolot ampun, deh.

Tetapi bersyukur, setelah Pita mengalami masalah itu sampai koar-koar pada Seka dan Farhan, akhirnya Pita keturutan untuk datang bulan saat esok harinya. Sebenarnya, mengalami PMS itu tidak mudah. Namun, cukuplah untuk mengurangi rasa paniknya.

Pita keluar dari supermarket bersama kresek di genggamannya. Gadis itu baru saja membeli segala kebutuhannya apabila sudah mengalami hal seperti ini. Malam ketika lapar, dia sudah harus siapkan camilan dan minuman sebelum mood-nya anjlok alias kumat. Membeli obat pereda rasa sakit apabila perut melilit. Juga tentunya pembalut.

Andai Pita memiliki do'i, tentu saja dia tidak perlu repot-repot pergi membelinya sendiri. Tapi apalah daya. Toh, Pita memang tipikal gadis mandiri.

Iya. Mandi sendiri.

"Shalatullah Salamullah. Alla Toha Rasullilah."

Pita mengalihkan tatapannya yang semula tengah mengamati isi belanjaannya kini mengedar mencari sumber suara fals yang tengah mendendangkan sholawat itu. Sampai matanya menangkap keberadaan dua hantu yang sedang berkencan sambil bergenggaman tangan.

Pita memicingkan penglihatannya. Sampai ia sadar bahwa hantu perempuannya itu adalah Juliet. Sialan, nih, hantu. Kemarin-kemarin ngaku takut Qur'an besok malamnya malah sholawatan. Pantas saja dari belakang Pita seperti pernah melihat body gitar spanyol itu. Gaun branded oblongnya seperti pernah dilihat Pita. Juga rambut keritingnya yang panjang tak terurus menambah gejolak ingatan Pita untuk bersikeras megingatnya. Tetapi ... mengapa hantu pria itu bukan lagi genderuwo? Melainkan ... pocong yang kemarin ganggu Pita tiada henti?

Aish ... ikut campur urusan hantu membuat pening kepala Pita saja. Ya Tuhan... maafkan Pita yang terlampau kepo ini.

Pita menarik napasnya dalam. Lengan panjang baju tidurnya ia angkat sedikit. Tak lupa celananya yang sedikit kendor pun ia naikkan sebelum bersiap mengejar kedua hantu yang kini sedang melayang-layang itu.

"Tunggu!" Pita mendadak terdiam mengingat sesuatu, "pocong, kan, nggak punya tangan. Gimana ceritanya mereka berdua bisa gandengan tangan?" lanjutnya terheran-heran.

"Oke, Pita! Setan emang ribet." Selepas mengatakan itu, Pita langsung berlari mengejar mereka.

"HANTUUUU!"

Dengan masih berlari, Pita menoleh ke arah belakang tempat seseorang menjeritkan kata 'hantu'. Rupanya hantunya sendiri yang menjeritkan kata itu. Pita tak habis pikir dengan adegan kejar-kejaran antara dua pocong dan hantu lelaki yang berteriak tadi.

"Setan sarap emang!" umpat Pita. Saat berbalik untuk menatap depan kembali, ia justru menabrak tembok yang entah kapan sudah ada di hadapannya tanpa bilang-bilang. Membuat jidat Pita terbentur sangat keras sampai memerah dan menumbuhkan sedikit benjolan.

Pita terduduk dengan beribuan kunang-kunang yang seolah berada tepat di atas kepalanya. Gadis itu menggeleng cepat guna menghalau rasa pusing. Seperti telah kehilangan mangsa, gadis itu mendengus. Akhirnya ia memilih memperhatikan kedua makhluk itu yang masih saja berkejaran tiada henti.

𝗜𝗻𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗞𝗲𝗿𝗲𝗻 : 𝗜 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang