Ali merenung di kamar Pita. Bayang-bayang tentang hantu perempuan yang ia temukan di rumah Narlena kembali memporak poranda rasa penasarannya. Ditambah memori aneh yang tiba-tiba muncul perlahan demi perlahan. Ali sangat yakin kalau dirinya memang tertabrak mobil. Hanya saja, hal itu sengaja dilakukan oleh seseorang. Pelaku masih menjadi tanda tanya tersendiri.
Suara pintu terbuka. Ali masih enggan untuk menatap sumber suara. Hanya derap langkah yang kian mendekat ke arahnya lah yang ia nikmati.
Pita berkacak pinggang. Napasnya terembus pelan menatap Ali yang tak mau meliriknya sedikitpun.
"Lo kenapa, sih?" tanya Pita, sewot. Sikap Ali yang terlampau mengabaikannya tentu saja menarik emosi.
"Gue laper. Mau makan. Puas lo?" balas Ali lalu melangkah melewati Pita.
"Gue tahu lo kenapa!" Seruan Pita berhasil menghentikan langkah Ali yang akan mencapai ambang pintu. Ali mematung menunggu kelanjutan dari gadis itu.
"Lo cemburu karena gue deket-deket sama Evan, kan?"
Ali spontan berbalik dan menatap Pita seperti salah tingkah. Matanya berkali-kali mengerjap cemas. Telapak tangannya pun tak mau berhenti untuk saling meremas.
"Gi-gila, ya, lo! Ya kali gue cemburu," elak Ali. Ia berusaha mengedarkan tatapannya agar tidak lama-lama beradu tatap dengan Pita. "Lagian cewek ada banyak. Dan lo cuma segelintir dari mereka," lanjutnya dengan cepat.
Pita mengendurkan senyum mengejeknya. Tatapannya kali ini sulit diartikan.
Pita melempar tas sekolahnya ke ranjang dan beranjak menuju kamar mandi tanpa membalas perkataan Ali atau mengatakan sesuatu terlebih dahulu.
"Btw ... selamat," celetuk Ali ketika Pita sudah berada di dalam kamar mandi. Pita memasang telinganya lebih lebar lagi, "selamat karena lo udah jadian sama Evan," lanjutnya.
Pita hanya membeku di dalam sana. Meresapi perkataan Ali sebelum akhirnya mengulas senyum sinis.
"Setan tolol," umpatnya.
𖣴⵿⃜⃟᭢·· · · · ──────── · · · ·𖣴⵿⃜⃟᭢
Juliet melirik pocong di sampingnya. Juliet berjalan, pocong melompat. Juliet bergaya seperti ini seperti itu, pocong tetap melompat. Tetapi jika Juliet lari, sudah dipastikan jika hantu satu itu akan terjatuh dan menggelindingkan diri untuk bisa menyamakan langkahnya dengan Juliet.
Mulanya Juliet memang sangat berharap agar mendapat kencan manis kali ini. Tetapi kenyatannya mah apa atuh.
Mau gandeng aja susahnya minta ampun.
"Bu, mau makan apa lo?" tanyanya.
Juliet melirik tajam. "Lo manggil gue ibu, atau babu?"
"Bubu, yang, astagfirullah. Jadi setan nggak usah banyak suudzon! Dosa lo yang dulu-dulu udah karatan, noh!"
"Serah lo, dah!" Juliet mengibaskan tangan. Tidak mau melebih lanjutkan obrolan unfaedah seperti ini.
Pocong itu menyengir lebar. Juliet hanya mendekus. Pocong itu memang bukan pocong Ahmad. Tetapi sikap konyolnya lebih dari pocong KW tersebut.
Mereka baru saja keluar dari Hantu Mall Story. Seperti dugaan, mereka sama sekali tidak membawa belanjaan apa pun ketika keluar dari sana. Lebih tepatnya, mereka hanya mencuci mata dan menumpang AC saja. Walau sesekali uang di dompet Juliet yang buluk mulai meronta-ronta ingin dibelanjakan saat melihat barang bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗻𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗞𝗲𝗿𝗲𝗻 : 𝗜 ✔
Humor𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭, 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. #ODOCTheWWG #SujuX (Juara #2 ODOC TheWWG SujuX) #Rank 1 On Remaja (06-11-21) [Cerita ini merupakan cerita fiktif dari penulis. Latar, budaya, dll tidak...