14 : Gangguan hape baru

5.6K 1.3K 65
                                    

Aligans : Hape baru Alhamdulillah

Pocong Ahmad : Tuk dibanting bersama-sama

Pocong Ahmad : Nokia pun tak apa-apa

Julietnyos : Masih ada cinta yang lama~

Pocong Ahmad : Nggak nyambung miper!

Suara notifikasi dari ponsel Ali berdering. Hantu noob itu langsung terkaget dan buru-buru menuju kamar Pita untuk menumpang cas hape-nya yang mulai sakaratul maut, di ambang batas kematian, dan butuh pertolongan secepatnya.

Lalu tanpa izin kepada si pemilik kamar, Ali langsung menerobos masuk setelah menendang keras pintu kamar gadis itu seperti polisi yang tengah melakukan penggerebekkan.

Atensi Pita bergerak mengikuti Ali. Hantu noob itu mulai seenaknya mendudukkan diri di hadapan telivisi yang tengah ditonton olehnya sambil mengecas ponsel dan memainkannya di sana.

Pita lantas mendudukkan diri dan melempar kulit kacangnya ke kepala Ali.

"Pergi," usir Pita secara halus. Tatapannya tanpa ekspresi tetapi cukup menjelaskan maksud ancaman di sana.

Ali seakan tak memasang telinga. Ia sibuk membalas beberapa hantu perempuan yang sedang mengajaknya berkenalan. Meski jelek dan menyeramkan, Ali tak sesombong apa yang kalian duga dengan mengacangi mereka.

"Pergi nggak lo?!" Pita mulai kehabisan rasa sabar.

Ali tak menggubris. Senyumnya merekah dan terkekeh sendiri membaca pesan-pesan lucu dari genderuwo, kuntilanak, Juliet, dan hantu pocong lainnya.

"Ali?"

"Hah?"

Dipanggil begitu aja baru mau nyahut.

"Hape dari mana lo?" tanya Pita yang memang baru sadar kalau Ali sedari tadi ngegondolin ponsel ke mana-mana.

"Beli, lah! Lo pikir gue semiskin apa?" balas Ali ketus.

"Emang lo punya duit?" Mata Pita terbuka lebar, "dari mana?" lanjutnya.

Ali berdecak prihatin. "Saban hari gue mulung, ye, anjim! Kalau ada bekas-bekas aqua gue langsung pungutin terus masukin ke dalam karung. Udah dapet banyak, baru dijual dah tuh rongsok."

"Gue nggak nyangka lo orangnya serajin itu buat dapetin duit."

"Ya jelas, dong! Siapa dulu namanya? Ali...." Ali menepuk dadanya membanggakan diri.

"Tapi kenapa gue nggak pernah liat lo bawa-bawa rongsok?"

"Yaiyalah! Kan gue bo'ong." Ali langsung terbahak setelah menjawab pertanyaan dari Pita.

"Emangnya apa, sih, yang bisa gue harepin dari makhluk ini?" gumam Pita menyadarkan diri.

Berusaha untuk tidak peduli akan keberadaan Ali, gadis itu  kembali memfokuskan diri pada telivisi yang masih setia bergonta-ganti channel karena gadis itu tak henti-henti memecet remot untuk menemukan acara yang bagus. Hingga menit berlalu, barulah ia pasrah pada acara berita untuk menemaninya siang ini.

Dering ringtones burung berkicau berbunyi tanpa pending sedikitpun. Berkali-kali Pita mencoba untuk mengabaikannya, tapi gangguan suara itu pandai sekali memancing amarah. Termasuk si pemilik ponsel yang menyebabkan suara itu terus berbunyi—membiarkannya untuk tetap menganggu Pita.

"Pergi sana!" usir Pita pada Ali. Pita mendorong bahu hantu noob itu pelan. Ali masih tetap pada ponselnya.

Televisi yang masih menyala di hadapan Pita tampak menampilkan berita baru yang terjadi di wilayah sekitarnya. Gadis itu meninggikan perutnya agar bisa melihat meski terhalang Ali.

𝗜𝗻𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗞𝗲𝗿𝗲𝗻 : 𝗜 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang