5 : Ali Namanya

10.6K 2K 95
                                    

Hari minggu ini Pita datang mengunjungi Hantu Mall Story yang letaknya ada di kebun luas milik pak Rt. Pita memang sengaja datang kemari untuk mencari keberadaan Juliet selepas bertanya pada beberapa hantu. Jika untuk orang normal ini hanyalah kebun biasa, maka berbeda dengan Pita yang mampu melihat luasnya interior tempat perbelanjaan para hantu ini. Berbagai jajaran toko demi toko berbaris di setiap langkah Pita. Banyak sekali hantu yang menikmati momen-momen seperti ini.

Pita terlonjak dan hampir saja mengumpat saat bahunya ditepuk oleh seseorang dari belakang. Pak Rt tersenyum merasa bersalah karena berhasil mengagetkan gadis itu.

"Eneng ngapain di sini?" tanya Pak Rt saat tanpa sengaja melihat Pita yang sedang meliriki tumbuhan-tumbuhan mati sambil senyum-senyum sendiri.

Memang sudah lama Pak Rt menganggurkan kebun ini hingga hantu pun bisa mencuri lahannya tanpa harus berhadapan dengan polisi dikemudian hari agar dapat dibangun sebagai kawasan mall.

Pita masih saja melirik Mall tak kasat mata ini dengan pandangan berbinar—masih belum meresapi pertanyaan Pak Rt.

"Neng?" Pak Rt kembali memanggil. Rupanya pria paruh baya itu butuh kepastian.

"Eh, iya, Pak?" Pita menyahut dengan cepat.

"Bapak tanya. Ngapain eneng di sini?" ulang Pak Rt sambil tersenyum memaklumi. Namanya juga anak muda. Sarap dikitpun tidak masalah.

"Nyari Juliet, Pak." Sedetik kemudian, Pita melongo atas jawabannya. Ia merutuki diri.

"Lho? Juliet kan udah mati bareng sama Romeo. Ngapain dicari?" Pak Rt tergelak selepasnya.

'Malah lawak lagi, nih, Pak Rt. Orang gue serius juga,' cibir Pita dalam hati.

"Lagian ... tadi Bapak perhatiiin kamu senyum-senyum sendiri mandangin pohon nyampe ke akar-akarnya gitu. Apa ada yang bagus?"

"Saya nggak mandangin pohon, Pak!"

"Terus?"

Pita menunjuk pohon kelapa yang ia lihat sebagai departement store yang besar dan tengah dilewati hantu yang berlalu-lalang keluar masuk dari sana.

"Tuh! Toserba! Alias toko serba ada," kata Pita.

Pak Rt memelengoskan kepalanya mengikuti arah tunjuk Pita. Seketika dahinya yang sudah mengkerut kembali mengkerut dibuatnya.

'Apa? Ada apa ini? Apa hanya orang baik yang bisa melihatnya?' tanya Pak Rt kebingungan. Wajah keriputnya mendadak pucat pasi.

"Neng, kamu lagi nggak sakit, kan?" Pak Rt tampak memastikan. Tangannya terulur menyentuh kening Pita.

Pita mendekus dan menyingkirkan tangan pria baya itu. "Ya, enggaklah, Pak! Saya sehat."

"Ka-kalau gitu ... Bapak pergi dulu mau ngecek kotak amal di masjid."

"Bapak mau maling, ya?"

"Ya, enggaklah, Neng!" Pak Rt menyahut dengan cepat. Kembali, ditatapnya kebun berisi beberapa pohon dan tumbuhan yang lama tak terurus. Ia tidak menyangka orang secantik Pita akan berkata seperti itu. Dengan argumen jika Pita sedang kerasukan jin, ia pun lantas buru-buru pergi membuat Pita melongo dan menendang angin.

𝗜𝗻𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗞𝗲𝗿𝗲𝗻 : 𝗜 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang