18 : Heboh

5K 1.2K 174
                                    

Kuylah absen dulu~

Tahu cerita ini dari mana?
Apa cerita ini menghibur?
Kenapa suka Ali?

Tolong dijawab ya, sayang❤

********

Pita buru-buru menuruni tangga satu persatu dan menghampiri keributan yang terjadi. Mendengar suara Ibu-nya yang merengek, membuat Pita reflek melempar sendal bulunya hingga berhasil menyumpal mulut wanita paruh baya itu. Pita mengantupkan bibirnya. Lalu kemudian menggaplok telapak tangannya yang kiri dan kanan karena tidak bisa ditahan sebentar.

Seka melepaskan sendal Pita dari mulutnya. Ditatapnya Pita dengan berang, ia berniat marah. Tetapi ujungnya malah kembali merengek-rengek bak anak kecil ingin membeli mainan.

"Ibu kenapa, sih?!" tanya Pita lantaran tak tahan dengan Seka yang sedari tadi berisik.

"Ibu capek, Nak!" jawab Seka.

"Oh." Pita menyahuti jawaban Seka hanya dengan satu kalimat.

Kemudian Pita melenggang pergi entah ke mana tanpa berpamit lebih dulu dan tahu-tahunya sudah balik lagi sambil membawa tali. Pita lantas menyondorkan tali itu kepada Seka.

"Apa ini?" tanya Seka sambil menatap bergantian pada Pita dan tali yang digenggamnya.

"Tali-lah, Bu. Ibu buta?" Pita langsung mendapat toyoran halus di kepalanya. Dan sudah dipastikan itu berasal dari Seka.

"Ya maksudnya ini, tuh, buat apa, Pita?!" tanya Seka geram.

"Buat bunuh diri."

"Ap—"

"Stop! Jangan ngomel! Kan Ibu sendiri yang bilang capek. Yaudah bunuh diri aja langsung."

Anak setan! Dosa apa Seka sampai punya anak seperti Pita? Dan sepertinya Seka melupakan buah jatuh dari pohonnya. Pita adalah hasil dari bibit unggul antara dirinya dan Farhan yang susah-susah dibuat untuk menjadi anak yang berbakti dan penurut. Tapi apalah daya, hasilnya malah bibit gagal dan perangainya bagai anak tuyul.

Pita menjerit tertahan ketika Seka menjewer telinga kirinya tanpa izin terlebih dahulu. Ditambah pelintiran lagi, barulah Pita memekikkan suara delapan oktafnya.

"Ibu jangan solimi sama anak sendiri kenapa!" ujar Pita kesal. Bibirnya mengerucut beberapa senti.

"Solimi-solimi! Solimi, noh, tukang rujak pengkolan!"

"Di RCTI, dong."

"Itu ojek!"

"Siapa suruh diplesetin." Kali ini Pita memanyunkan bibirnya tepat di hadapan wajah Seka. Ditambah wajah songongnya yang menjadikan Seka tak tahan untuk memasukkan kembali Pita dalam perutnya.

Suara tawa sekonyong-konyong datang memekakkan telinga. Pita mencari. Dan asalnya dari hantu bocah yang rupanya bersembunyi di balik punggung Seka. Bukan hanya itu, ternyata ada juga sahabat hantu itu yang Pita baru tahu sudah lama bergelayut di kaki Ibu-nya.

"Pause dulu, lah, Bu!" pinta Pita sambil memasang aigo anak kecil yang menahan berak.

Seka sendiri sebenarnya masih belum puas menjewer Pita. Namun, mau tak mau ia pun melepaskannya. Kasihan juga jika sampai memerah. Kuning, ijo, jingga, janda...

𝗜𝗻𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗞𝗲𝗿𝗲𝗻 : 𝗜 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang