.
.
.'Jangan salahkan aku dengan semua yang telah terjadi. Kau memberiku luka yang seharusnya sejak lama kulupakan. Luka yang begitu dalam hingga aku lupa bagaimana rasanya sebuah kebahagiaan'
.
.
.Seorang pemuda dengan surai hitamnya dan sebagian anak rambut yg mulai menutupi matanya menatap kedepan dengan tatapan tajamnya.
Disana terdapat seorang wanita paruh baya yang berjalan mendekatinya dengan borgol ditangannya serta 2 polisi wanita yang mengawalnya di kiri dan kanannya.
Kedua polisi itu menuntun wanita itu untuk duduk disebuah kursi tepat dihadapan sebuah kaca yang membatasi dirinya dan pemuda itu.
Pemuda itu menatap wanita itu. Pakaian tahanannya yang terlihat lusuh. Rambut yang entah sejak kapan terakhir kalinya wanita itu mencucinya. Wajahnya yang sangat berbeda terlihat kotor dan terdapat bekas luka dibeberapa bagian. Pemuda itu mengambil sebuah telepon yang memang disediakan untuk berkomunikasi.
"Lama tak bertemu"
Wanita itu mamandang kedepan. Hatinya berdesir. Matanya bergetar seperti menahan sesuatu yang ia tahan untuk tidak keluar. Sangat berbeda dengan cara pemuda itu yang tengah menatapnya juga.
"Adeul"
Suaranya sangat lirih dan bergetar. Hingga akhirnya butiran air mata terjatuh dari kedua mata wanita itu.
"Apa kau lupa kejadian 18 tahun yg lalu?"
Tangis wanita itu pecah. Ia menggelengkan kepalanya ribut seakan menentang setiap perkataan pemuda itu.
"Sejak saat itu aku bukan lagi anakmu"
Pemuda itu masih memandang wanita itu dengan tatapan tajamnya hanya saja terdapat air mata yg lolos dari kedua matanya. Ia tak terisak dan hanya diam. Entah mengapa ia merasa sangat emosional. Tangannya mengepal dan bergetar. Ia ingin sekali berteriak menuangkan semua luka yang selama ini ia simpan.
"Kau tahu seberapa besar luka yang kau tinggalkan dalam hatiku? Aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal karena mulai saat ini aku tak akan pernah lagi menemuimu"
Pemuda itu menutup telepon tanpa mengalihkan tatapannya dari wanita yang ada dihadapannya. Ia melihat wanita itu menangis histeris seakan ingin berlari dan memeluk dirinya demi sebuah kata maaf. Ia tak memperdulikan hal itu dan beranjak pergi dari tempat itu.
.
.
.
.
.'Bughh'
'Bughh'
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here ( JinKook)
FanfictionTentu saja semua orang menginginkan keluarga yg utuh dan bahagia.. Seorang saudara yg rela bertingkah konyol hanya untuk mengembalikan senyumku.. Seorang ibu yg selalu memberikan pelukan hangat disaat aku berada di titik terendahku.. Seorang aya...