08

1.3K 118 7
                                    


.
.
.

Seokjin menatap langit malam dengan bulan yang sangat terang. Pandangannya kosong. Pemuda itu terlihat sangat frustasi dengan semua keadaan yang menekannya saat ini. Pemuda itu mengambil botol anggur merah dan menuangkannya ke dalam gelas. Ia mengernyit kala anggur itu mengalir ke dalam tenggorokannya. Ini kali pertama pemuda itu meneguk minuman itu, namun entah apa yang Seokjin pikirkan hingga terbesit di pikirannya untuk meminum minuman itu, setidaknya untuk menenangkan pikirannya. Pemuda itu benar-benar dalam kondisi mabuk. Bagaimana tidak? Ia sudah menghabiskan lebih dari 2 botol anggur sendirian.

Sejak berdebat dengan adiknya, ia benar-benar tertekan. Ia tak ingin hubungannya dengan Jungkook renggang hanya karena kesalahpahaman. Disamping itu ada sebuah rahasia besar yang ia simpan semata hanya untuk melindungi adiknya. Ia merindukan orang tuanya, sangat.

'Pyarrrr'

Seokjin mengerang frustasi sambil melempar botol anggur yang telah kosong ke dinding hingga pecah menjadi berkeping-keping. Pemuda itu menjambak rambutnya sendiri, mengabaikan pening yang mulai menjalar dikepalanya. Ia mabuk semata-mata untuk melupakan semua ini walau sesaat. Tapi semua masalah ini seakan terus melekat.

Sementara itu didepan kamar Seokjin terdapat Tuan Jang yang terlihat gelisah. Khawatir dengan keadaan Tuannya yang tak baik. Apalagi saat pria paruh baya itu mendengar suara pecahan kaca. Ia ingin sekali masuk tapi Seokjin mengunci pintunya dari dalam. Tak peduli dengan cemooh tuannya jika tuannya itu tahu ia dengan lancang masuk ke kamar tanpa permisi, pria itu mencari kunci cadangan kamar Seokjin. Yang ada dipikirannya saat ini adalah memastikan keadaan Seokjin baik-baik saja.

"Apa yang kau lakukan didepan kamar Jin Hyung ahjussi ?"

Tepat waktu.

'Pyarrr'

Suara pecahan kaca kembali terdengar dari dalam kamar Seokjin membuat kedua orang itu seketika panik. Tuan Jang menyodorkan kunci cadangan kamar Seokjin kepada Jungkook. Jungkook yang melihat itu seketika merebut kasar kunci tersebut dan bergegas membuka pintu kamar hyungnya.

Saat pintu terbuka, Jungkook sama sekali tak bisa melihat apapun selain pintu balkon yang terbuka dengan tirai gorden yang beterbangan diterpa angin malam. Keadaannya sangat gelap, Jungkook menyalakan saklar lampu. Matanya bergulir mencari keberadaan Seokjin tapi pemuda itu tidak ada disana. Kemudian pendengarannya menangkap suara gemercik air dari dalam kamar mandi, semakin menyakinkan Jungkook bahwa Seokjin ada disana.

Jungkook membuka pintu kamar mandi dan mendapati Seokjin yang terduduk lemah diatas kloset. Keadaannya sangat kacau, matanya sayu, wajahnya memerah dan rambutnya terlihat acak2an.

"Hyung! Apa yang kau lakukan?!"

Jungkook tanpa sadar meninggikan nada bicaranya karena terlampau khawatir melihat keadaan Seokjin yang mengenaskan. Jungkook berniat memapah Seokjin menuju ranjangnya dibantu Tuan Jang. Seokjin meringis dan kedua orang lainnya baru menyadari jika telapak kaki Seokjin terkena banyak serpihan kaca dan berdarah. Jungkook menatap sekelilingnya dan mendapati jejak kaki dari darah yang telah mengering berasal dari kaki hyungnya.

"Astaga Jin Hyung.."

"Biar saya ambilkan kotak p3k dan beberapa maid untuk membersihkan ini semua"

Jungkook mengangguk mendengar Tuan Jang dan kembali fokus dengan hyungnya. Ia menggendong Seokjin dipunggungnya dan membaringkannya diatas ranjang hyungnya itu. Jungkook menatap kamar Seokjin yang terlihat seperti kapal pecah. Pecahan botol anggur, cermin dan vas bunga berserakan dimana-mana serta bercak darah mengering dan barang-barang yang jatuh dari tempatnya.

I'm Here ( JinKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang