13

1.2K 116 24
                                    

.
.
.

"Akhh"

Suara rintihan keluar dari mulut seorang pemuda tampan yang baru saja tersadar. Matanya bergulir menatap sekelilingnya dimana hanya tempat yang gelap, hanya mengandalkan secerca cahaya melalui celah jendela yang tertutup kayu tak rapat. Ia mendengar tetesan air diujung ruangan dan suara tikus yang mungkin berkeliaran disekelilingnya. Benar-benar tempat yg kotor dan berbau tak sedap. Namun bukan itu yang ia pikirkan.. Ia merasakan sakit teramat sangat diperutnya, perih dan bau anyir darahnya sendiri yang menusuk Indra penciumannya..

Dengan susah payah dan sisa tenaga yg ia miliki, pemuda itu menyobek kain dari kemeja panjangnya dan mencoba melilitkan kain itu untuk menahan lukanya berharap darahnya akan berhenti mengalir dari luka menganga diperutnya..

Ia mencoba menyandarkan tubuhnya, memperhatikan sekitarnya. Memikirkan apa yang sebenarnya terjadi hingga ia berakhir di tempat seperti ini..

'Cklekkk'

Kedua matanya mengernyit kala cahaya dari pintu yang terbuka menyorot wajahnya. Perlahan ia melihat seorang wanita berjalan masuk mendekatinya, pemuda itu menutup matanya hingga ia merasa wanita itu berdiri tepat dihadapannya..

"Choi Seokjin"

Seokjin membuka matanya perlahan dan sebuah smirk ia berikan untuk wanita paruh baya yang ada dihadapannya.

"Sudah kuduga ternyata itu Kau"

Wanita itu tertawa lepas setelah mendengar perkataan Seokjin.

"Ah kurasa belum genap sebulan kita bertemu dan kau sudah mengetahui segala tentangku .. Apa aku benar?"

"Ya, dan aku tak pernah menyesal bertemu denganmu"

Wanita itu bergerak mengusap surai lepek Seokjin lembut, dan tersenyum seperti seorang penyihir jahat setelahnya.

"Apa usapanku seperti eommamu? Kau merindukan eommamu bukan?"

Otak cerdas Seokjin mulai menyimpulkan bahwa wanita dihadapannya ini benar-benar tak waras.

"Berapa kali kau mengganti identitasmu?"

Ucapan atau lebih tepatnya sebuah sindiran Seokjin lontarkan sambil menatap nyalang wanita itu.

"Kurasa anakmu harus mengetahui bahwa ia memiliki ibu seorang pembunuh"

'Plakkkk'

Tamparan keras Seokjin dapatkan hingga pipinya berbekas merah. Wanita itu marah dan mengeluarkan sebuah pisau lipat dan mengarahkannya tepat di leher Seokjin..

"Bunuh aku jika kau mau"

Wanita itu kembali tertawa.

"Membunuhmu? Tidak secepat itu Presdir Choi.. Aku ingin adikmu kemari dan melihat kakak tersayangnya mati"

Wanita itu mengusap tiap inci wajah Seokjin yang benar-benar kacau. Seokjin perlahan mendekatkan mulutnya tepat disamping telinga wanita itu..

"Aku tahu semua rahasiamu"

Kemudian Seokjin menjauhkan wajahnya dan tertawa meremehkan. Ia tak mau terlihat lemah dihadapan wanita itu. Wanita itu sempat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya ia tertawa kecil..

"Tentu saja kau mengetahui semua rahasia seorang Han Mirae bukan begitu?"

Seokjin menggeleng dan tersenyum..

"Kang Hyesun"  (Part 7)

Wanita itu menegang seketika mendengar ucapan Seokjin.

"K-kau.."

I'm Here ( JinKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang