.
.Jungkook menatap bosan kearah televisi yang menampilkan acara yang menurutnya sama saja. Hari Selasa yang seharusnya ia berada disekolah tiba-tiba pagi tdi ia mendapat pemberitahuan bahwa sekolah diliburkan karena guru2 yang harus menghadiri rapat. Sialnya saat ini ia benar-benar mati kebosanan. Orang tuanya telah pergi bekerja sejak pagi dan hyungnya yang entah kapan akan kembali.
Ia mencoba menghubungi teman-temannya, namun berbagai macam alasan Jungkook dapatkan.Jungkook menatap jam dinding besar yang tergantung di tengah ruangan menunjukkan pukul 15:30 . Sebentar lagi hyungnya pulang pikirnya. Seokjin memang akan selalu menyempatkan diri untuk pulang kerumah sebelum kembali lagi ke kampusnya untuk menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa tingkat akhir.
"Tuan muda"
Pemuda itu menatap seseorang yang tak lain adalah maidnya berdiri di dekat sofa tempat Jungkook berbaring.
"Iya bi?"
"Tuan muda Seokjin"
Raut wajah Jungkook seketika berubah menjadi khawatir mengingat kemungkinan terburuk yg terjadi pada hyungnya.
"Jin hyung kenapa?"
Sang maid mengisyaratkan Jungkook untuk mengikutinya ke halaman depan rumah mereka. Jungkook melihat mobil Seokjin sudah terparkir ditempatnya seperti biasa.
"Tuan muda Seokjin sama sekali tidak keluar, padahal kami sudah bersiap membukakan pintu untuknya"
Jungkook berjalan terburu-buru mendekati mobil sport hitam milik hyungnya itu. Ia melihat Seokjin menumpukan kepalanya pada stir kemudi. Perasaan Jungkook bergerumuh khawatir jika hyungnya itu kambuh.
"Hyung, tolong buka pintunya"
Tak ada sautan maupun kaca mobil yang bergerak turun untuk sekedar memberi akses Jungkook untuk memastikan keadaan hyungnya.
"Hyung! Kau dengar aku??!! Tolong buka pintunya!"
Jungkook mulai berteriak khawatir. Otaknya sama sekali tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia kemudian pergi dan mencoba mengambil lock pick untuk membobol pintu mobil hyungnya itu. Masa bodoh jika ia merusak mobil kesayangan hyungnya itu.
Saat tangan Jungkook mulai bergerak untuk memutar lock pick...
"Jungkook-ah"
Jungkook mendongak kemudian melihat hyungnya yang tengah menatapnya. Seketika Jungkook merasa bodoh dengan perilakunya. Kemudian fokusnya berpindah pada wajah Seokjin yang terlihat pucat dan nafasnya yang sedikit tersenggal. Jungkook membuka pintu mobil hyungnya itu dan menyentuh tangan hyungnya itu..
Benar saja, sesuai dugaan bahwa hyungnya kambuh. Jungkook memapah hyungnya keluar dari mobil dan membawanya masuk kedalam.
"Kau sudah minum obatmu?"
Seokjin yang merasa seluruh tubuhnya lemas pun hanya bisa mengangguk lemah.
"Kalau begitu kita harus kerumah sakit"
Seokjin menghentikan langkah lemahnya membuat Jungkook seketika juga menghentikan langkahnya.
"Aku ingin istirahat saja dikamar"
"Hyung.. Apa perlu aku panggilan Dr.Lee kemari?"
Seokjin tak menjawab dan hanya membaringkan tubuhnya saat telah tiba dikamarnya.
Anemia akut.
Penyakit yang benar-benar membuat Jungkook frustasi. Dari sekian banyak orang kenapa harus hyung kesayangannya yang menderita penyakit sialan itu. Jungkook benar-benar tak tega jika ia harus melihat hyungnya yg mulai putus asa karena menggantungkan hidupnya pada obat yang harus selalu ia minum. Terlebih jika obat tak membuahkan hasil hyungnya harus mendapatkan transfusi darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here ( JinKook)
FanfictionTentu saja semua orang menginginkan keluarga yg utuh dan bahagia.. Seorang saudara yg rela bertingkah konyol hanya untuk mengembalikan senyumku.. Seorang ibu yg selalu memberikan pelukan hangat disaat aku berada di titik terendahku.. Seorang aya...