21.00
Sebuah pesan masuk serentak ke WAG kelas camp dua.
Akbar : Speaking class will be held in tansu tomorrow
Akbar : See u there
21.10
Asha : Ada siapa sih di Tansu? Hobi banget kelas di sana. Lo kasih tahu gue besok. Gue mintain nomernya
Akbar : sekate-kate lo kalo ngomong
Akbar : Gue bosen di kelas
Asha : Lo tuh yang sekate-kate. Seminggu ini kita udah dua kali kelas di Tansu
Asha : Bisa tepar gue kalo begini terus
Akbar : Panas bentaran doang juga
Akbar : Jakarta and pare sama panasnya. Jadi jangan lebay
Asha : Jelas beda! Di sini gue ngontel
Pesan Asha di WAG disertai stiker cewek Anime yang sedang kesal. Lalu dia dan Akbar menghilang, tidak muncul lagi di WAG yang mulai ramai oleh anggota grup lain, mereka mencoba untuk mendamaikan Akbar dan Asha.
Dinda : Jadinya besok di mana?
Dinda : WOY jawab!
Lukman : Speaking besok di tansu. Gak enak sama Mr. Abdul.
Lukman : Call it a night. Tidur
Lukman sebagai top dog di camp dua akhirnya turun tangan menengahi keributan di WAG. Ini kelas gak ada tenangnya. Ada aja kejadian yang bikin gue pusing. Kesiram kopi, Rani ke kunci di kamar mandi waktu grammar, sepeda roboh dan sekarang berantem di WAG.
Kejadian semalam kembali terlintas di kepala Lukman ketika melihat hubungan Akbar dan Asha yang belum pulih di kelas grammar pagi ini. Melihat hal itu Lukman langsung membuat WAG khusus untuk grup empat. Pesan pertama yang dikirimnya adalah:
Lukman : Sarapan di Warung Bu Tien
Asha : Di mana lagi itu tempatnya?
Asha : Jangan jauh-jauh. Udah laper
Lukman : Kumpul di depan gang
Lukman : Grup empat WAJIB!
Asha pasrah membaca titah Lukman yang penuh dengan nada perintah tak bisa dibantah. Asha memasang wajah kesal saat keluar kelas supaya bisa meluluhkan Lukman dan mengganti tempat sarapan di sekitar camp dua. Biasanya cara ini selalu berhasil ke papanya yang notabene laki-laki. Seharusnya cara ini ampuh juga ke mereka secara mereka memiliki gender yang sama.
"Asha, lo keluar atau gue dobrak pintu kamar mandi."
Suara Lukman merambat dari balik pintu kamar mandi. Setelah aksi menunjukkan wajah kesal tidak berhasil, Asha langsung pura-pura sakit perut dan kembali ke dalam camp dua. Berlama-lama di kamar mandi sampai Lukman membatalkan rencananya. Tapi bukannya membatalkan rencana malah mau dobrak pintu.
"Ya Allah, sifat Lukman tegas banget. Setegas rahangnya yang keren."
Asha mengaku kalah. Dengan berat hati dia keluar dari kamar mandi, lebih baik menurut daripada dia dan Lukman dituntut karena perbuatan merusak barang milik orang lain dengan sengaja. Pintu rusak bisa diganti, tapi wajah cantiknya mau ditaruh di mana? Dia bisa diusir dari Pare.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble in Paredise [Completed)
Fiksi RemajaPantesan kemaren gue panggil dia dengan sebutan 'mas' agak gimanaaa gitu mukanya. Kayak gak seneng gitu, jutek lah ke gue. Eh ... ternyata seumuran. Ganteng sih ganteng, tapi mukanya tua. Dia jutek karena gue panggil mas, kan? Bukan karena denger su...