"Lo apain Claudya, Jess?" tanya Niki saat Claudya sudah dibawa Magenta ke UKS.
Jessica menggigiti kukunya karena merasa takut. "Gue sama sekali nggak nyentuh dia."
Jessica bilang tak menyentuh Claudya, tetapi hampir semua orang di kelas tak memercayainya. Mereka tahu lokasi Claudya jatuh tidak jauh dari lokasi Jessica berdiri. Dan semua orang juga menyaksikan ketika Magenta menyalahkan Jessica. Mereka pasti beranggapan Jessica adalah dalang yang menyebabkan Claudya tiba-tiba pingsan.
"Terus kenapa Magenta nyalahin lo?" tanya Audrey geram.
"Gue cuma bilang sama Magenta kalau dia nggak pantes sama Claudya. Cewek itu nggak terima dan tiba-tiba gebrak meja. Abis itu dia berdiri, berjalan mau keluar dan tiba-tiba aja pingsan."
Jessica mulai terisak. Niki sigap mengusap punggung Jessica untuk menenangkannya.
"Lo nangis?"
Audrey dengan polos bertanya. Sudah hampir tiga tahun kenal Jessica baru kali ini Audrey melihat sahabatnya menangis.
"Gue nggak percaya Magenta bisa bentak gue kayak gitu. Sakit banget."
Jessica menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangan. Perasaannya hancur. Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga, lalu diinjak-injak. Sudah nurunin harga diri buat minta Magenta jadi pacar, malah ditolak, sekarang dituduh bikin anak orang pingsan.
"Udah, Jess." Niki menepuk-nepuk pundak Jessica yang naik turun karena terisak.
"Gue bakal kasih pelajaran yang setimpal buat tuh cewek!" ucap Jessica mantap.
***
Magenta masuk ke kelas untuk mengambil barang-barang milik Claudya. Cewek itu sudah siuman dan ia minta menelepon sopirnya agar menjemput. Magenta sudah menawarkan untuk mengantarnya, tetapi Ckaudya bersikukuh menolak dan malah membentak Magenta.
"Gimana keadaan Claudya?" tanya Dion saat Magenta melewati mejanya.
"Udah siuman. Mau balik sekarang." Magenta menjawab lesu. Pikirannya sedang kacau karena kondisi Claudya yang memburuk akibat kecanduan obat tidur.
"Emang bener, ya, Jessica yang bikin dia pingsan?" Dion penasaran dengan kejadian sebenarnya.
"Enggak. Claudya emang lagi sakit."
"Terus kenapa lo bentak Jessica?" tanya Dion.
"Dia jelek-jelekin Claudya."
"Dan lo nggak terima?"
Magenta mengangguk.
"Ajaib. Lo beneran udah cinta mati sama Claudya!"
"Kalau Jessica nggak mancing emosi Claudya tadi, dia juga nggak akan pingsan. Dia bakal tetep tidur di meja. Gue kesel aja, kok, bisa ada orang yang omongannya nggak bisa di-filter."
Dion mencoba melihat situasi bukan hanya dari sudut pandang Magenta. Ia juga mencoba memahami situasi Jessica yang sedang marah karena mengetahui Magenta menyukai Claudya.
"Tapi, lo nggak bisa sepenuhnya marah juga, Ta. Bayangin lo suka sama orang, tapi orang itu nggak suka sama lo. Lo pasti marah, kan?"
"Gue bakal marah, tapi nggak nyampe hina orang! Lagipula urusan hati nggak bisa dipaksa, Yon."
"Iya, gue ngerti, Ta. Tapi, nggak semua orang karakternya kayak lo. Ada juga orang yang temperamen, emosian ... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfeksionis #ODOCTheWWG
Teen FictionJika diibaratkan, hidup Claudya itu seperti pertunjukan sirkus. Kedua orang tuanya adalah penjinak sekaligus pelatih, sedangkan Claudya adalah binatang yang dipaksa membuat penonton terkesima. Semakin ia tunduk pada perintah mereka, maka semakin ia...