T.w.e.n.t.y-t.w.o

21 6 0
                                    

Jessica berniat mengunjungi klinik dokter Natasya hari ini. Ia mengajak Niki dan Audrey ikut serta. Sebenarnya tujuannya kali ini bukan untuk perawatan kulit, tapi mengadukan Claudya pada ibunya agar cewek itu dimarahi habis-habisan. Ini adalah pembalasan dendamnya. Karena ia sangat kesal saat mengetahui kalau Magenta dan Claudya ternyata bolos pelajaran bersama kemarin, apalagi ketika pulang sekolah ia memergoki mereka berdua di tempat parkir. Ia melihat Magenta memakaikan helm pada Claudya dan mereka pulang bersama.

Mobil Jessica sampai di parkiran klinik. Mereka langsung masuk dan menunggu di jajaran kursi tunggu. Jessica sudah ada janji temu dengan dokter Natasya. Ia tinggal meminta resepsionis mengantarnya ke ruangan dokter Natasya.

"Jess, lo mau bilang apaan emang ke itu dokter?" tanya Audrey.

"Apa aja lah yang bikin emosinya naik." Jessica menahan tawanya.

"Lo ngga takut kena azab gitu, Jess?"

"Gue lebih takut Magenta jadian sama si Claudya."

Seorang perempuan tiba-tiba menghampiri mereka dan memberitahukan bahwa dokter Natasya sudah menunggu. Jessica langsung bergegas.

"Kalian berdua konsultasi abis gue, ya."

"Lah, kirain mau barengan kita."

"Mana ada bareng-bareng!" Jessica memutar bola mata. Selanjutnya, ia meninggalkan kedua temannya di kursi tunggu.

Begitu masuk ke ruangan dokter Natasya, Jessica langsung disambut dengan ramah oleh dokter cantik itu.

"Selamat siang, Dok!" sapa Jessica.

"Siang, Jessica. Apa kabar?" Dokter Natasya mempersilakan Jessica duduk. Kini ia memerhatikan perubahan pada wajah Jessica. Bekas jerawat yang dulu memenuhi area pipinya kini sudah hilang. Berarti Jessica cocok memakai produk yang disarankannya.

"Baik, Dok."

"Sepertinya produk yang saya sarankan kemarin memang cocok di kulitmu, ya?"

"Iya, Dok. Bekas jerawatnya langsung hilang."

"Jadi, mau konsultasi apa hari ini?" tanya dokter Natasya sembari memeriksa beberapa berkas pemeriksaan.

"Program diet," jawab Jessica sekenanya.

"Loh, tubuhmu ini sudah ideal."

"Gendutan, Dok. Kemarin aku banyak makan."

Dokter Natasya menyuruh Jessica untuk menaiki timbangan agar mengetahui berapa berat badan Jessica. Setelah itu, dokter Natasya mengukur tinggi badannya.

"Kalau Claudya itu program dietnya kayak gimana, Dok. Perasaan dari kelas sepuluh badannya segitu aja. Aku juga mau kayak gitu." Nah, Jessica mulai melancarkan aksinya.

"Ah, mana ada segitu aja. Pipi Claudya itu yang nggak bisa dikontrol. Makin banyak makan cokelat makin kembung aja."

"Aku juga suka cokelat, tapi lemaknya bukan cuma ke pipi aja, malah ke seluruh tubuh." Jessica menunjukkan raut wajah kesal yang dibuat-buat.

"Olahraga nggak kamu untuk menurunkan berat badan?"

"Aku nggak terlalu suka olahraga."

"Nah, di situ salahnya. Nanti kamu coba olahraga atau yoga mungkin."

Jessica mengangguk-ngangukkan kepala. Selagi dokter Natasya menuliskan beberapa makanan untuk program dietnya, Jessica menanyakam pertanyaan yang membuat wanita itu langsung tercengang.

"Claudya pacaran sama Magenta, ya, Dok?"

Dokter Natasya langsung menghentikan kegiatannya. "Magenta siapa?" tanya Natasya.

Perfeksionis #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang