27. Berduka

6.7K 687 56
                                    

Ada yang kangen Andra?🤭😆

Happy reading!

_____________________________

Andra meremas rambutnya beberapa kali berharap agar pening di kepalanya berhenti, namun sama sekali tidak berefek. Penampilan Andra pasca putus dari Laras benar-benar kacau. Rambut halus di sekitar rahang serta di atas bibirnya dibiarkan tumbuh serta kedua pipinya tirus dan lingkaran di bawah matanya semakin terlihat.

Bukan hanya karena putus ia seperti ini, tapi karena hubungannya dengan sang adik yang juga terombang-ambing. Via sama sekali enggan memaafkannya, bahkan enggan bertemu dengannya.

Andra tinggal sendirian di rumah, kesunyian menyapanya tiap hari. Walau tiap harinya ia menyibukkan dirinya dengan bekerja, namun hatinya berteriak jika ia kesepian dan bersedih akan hal itu.

Yang membuat ia frustasi juga karena terus-terusan diteror oleh beberapa wartawan yang mencoba mencari tahu hubungannya dengan Renata. Berita yang tersebar jika ia batal bertunangan karena kembali pada Renata.

Andra takut dan cemas dalam waktu bersamaan jika Laras mengetahui hal itu. Dan sudah pasti hal itu akan terjadi, pikirnya kacau.

Ponselnya berdering nyaring, Andra yang sedang membaringkan tubuhnya berniat tidur agar pusing yang menderanya lenyap, terurungkan. Dengan malas ia meraih ponselnya dan melihat nama Chito tertera di layar.

"Hm," Andra berdehem menjawab panggilan sembari memijat kepalanya.

Penjelasan di seberang sana membuat Andra terkejut bukan main. Andra menggumamkan kalimat istirja. Andra pun memutus sambungan. Lalu bangun dari tidurnya.

Andra memilih untuk menyegarkan tubuhnya lebih dulu kemudian berpakaian serba hitam dan segera berangkat ke rumah salah satu sahabatnya.

Meninggalkan dunia untuk selamanya tidak ada yang bisa mengetahui dan tidak ada yang bisa menerka. Semuanya telah diatur oleh Sang Pencipta. Hidup dan Mati. Dua hal yang selalu berkaitan dan selalu ada di sekitar setiap orang.

Andra menatap dalam diam sahabatnya yang hanya terdiam termenung bagaikan orang bodoh.

Iyo yang telah ditinggalkan istri yang ia akui tidak pernah dicintai dan menikahinya hanya karena ingin bertanggung jawab atas kehamilan wanita itu.

Setelah melahirkan tadi subuh, Dista meninggal dunia karena pendarahan yang begitu hebat membuatnya tidak bisa bertahan. Bayi kembar fraternal yang dilahirkan selamat dan sehat.

Dista telah dikebumikan beberapa jam yang lalu, semuanya telah kembali ke rumah duka. Suasana duka dan kehilangan menyelimuti rumah tersebut.

Walau Iyo tidak menangis, tapi Andra tau jika pria itu bersedih dan menyesal telah menyia-nyiakan Dista.

Mata Andra menangkap sosok Anis yang menghampiri Iyo lalu menepuk pundaknya pelan. Andra cukup bersyukur hubungan kedua sahabatnya itu berangsur membaik seiring berjalanannya waktu. Terlihat Anis menguatkan Iyo dan Iyo membalasnya dengan senyum tipis.

Setelah itu Anis berdiri lalu bertemu pandang dengan Andra.

Andra pun berdiri lalu menghampiri Anis.

"Via gak ikut?" tanya Andra karena sedari tadi tidak melihat adiknya.

"Enggak. Perutnya udah gede, gue larang pergi, jadi tinggal di rumah aja."

Andra manggut-manggut lalu memberitahu Anis agar adik iprnya itu menyampaikan salam pada adiknya. Anis mengangguk lalu pamit untuk pulang, ingin menemani sang istri.

"Mas Andra mau?" Andra yang memperhatikan kepergian Anis teralihkan sosok Rere yang menawarkan air minum padanya.

"Makasih Re." Andra menerima air gelas yang di berikan Rere.

Love Makes SadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang