EXTRA PART III

17.1K 771 16
                                    

Laras membuka matanya lalu menelusuri kamar mencari sosok sang suami yang hampir tiga bulan ini menjadi objek pertama yang dipandang ketika baru bangun. Laras beringsut duduk lalu mengikat rambutnya asal.

Keluar dari kamarnya dan aroma hangus menyapa indera penciumannya. Dengan cepat ia berjalan ke dapur dan melihat Andra sedang menyemprotkan pemadam api ke arah kompor.

Mulut Laras terbuka sempurna melihat pemandangan mengenaskan di hadapannya. Dapurnya porak poranda, berserakan bahan-bahan makanan di atas meja bar serta alat masak. Dan jangan lupakan asap dan bau hangus yang begitu menyengat.

"Kak Andra ngapain?!"

Andra tersentak, dengan cepat ia menoleh ke arah sang istri yang terlihat syok.

"Maaf... aku bangunin kamu ya?" Andra menyengir, lalu menghampiri Laras. Menuntun sang istri untuk duduk di sofa.

"Tunggu bentar!" ujar Andra, lalu melesat kembali ke dapur.

Laras hendak kembali berdiri untuk membereskan kekacauan yang diperbuat Andra, tapi gerakannya diinterupsi suara suaminya itu.

"Jangan kemana-mana Ras!"

Dan tak lama, Andra kembali membawa nampan yang di atasnya ada dua buah roti berisi selai kaya serta segelas susu.

"Breakfast," ujar Andri menyodorkan roti yang di terima Laras.

"Kak, rumah ini belum butuh renovasi," ujar Laras menyindir Andra yang langsung menyengir lalu mencium pipinya.

Rumah yang mereka huni sekarang adalah rumah tempat tinggal Laras sebelum menikah. Karena rumah Andra sedang dalam masa renovasi.

"Aku buatin kamu nasi goreng, tapi gosong. Soalnya tadi kebelet, aku tinggal bentar eh udah berasap," jelas Andra masih mempertahankan cengiran.

Laras tersenyum tipis lalu mengusap peluh di sekitar pelipis Andra. Kemudian menyodorkan roti untuk sang suami.

"Lain kali bangunin aku, biar kita sama-sama masak. Okay?" Andra mengangguk sembari mengunyah roti.

"Jadi, kita sama-sama beresin dapur, kan?" ujar Andra membuat Laras mendengus.

"Yang buat berantakan siapa?" Andra mendesah lelah melihat Laras yang meneguk susu.

Laras yang masih meneguk susu melirik Andra yang memeluknya dari samping. Menaruh kepala pada ceruk lehernya lalu mengendusnya.

"Kak..."

"Hm." Andra hanya berdehem. Mengabaikan Laras yang menggeliat geli.

"Lepasin dulu, aku belum selesai minum," ijar Laras.

"Kak...," sahut Laras lagi karena Andra tak kunjung melepasnya.

Laras baru merasakan sikap manja Andra setelah mereka menikah. Jika Andra menginginkan sesuatu ataupun membujuknya maka suaminya itu akan memeluknya dan enggan melepasnya.

"Ya deh, aku bantuin beresin dapur," sahut Laras menepuk pelan lengan Andra yang berada pada dadanya.

Andra menarik kepalanya tanpa melepas pelukan, ia menatap Laras.

"Kita udah hampir tiga bulan nikah loh Ras, masa kamu belum peka sih sama yang aku mau sekarang?" ujar Andra memelas. Sontak Laras menunrunkan pandangannya ke bawah tepat ke tengah celana sang suami.

"Morning se..."

"Stop! Kita beresin dapur!" ujar Laras. Ia masih begitu malu jika secara terang-terangan membahas hubungan intim dengan Andra.

Laras berdiri setelah berhasil lepas dari pelukan Andra.

Andra mendesah lelah. Rencananya membuat nasi goreng untuk Laras agar istrinya itu mau melayaninya.

"Kak Andra!"

Teriak Laras dari arah dapur. Mau tak mau Andra pun berdiri menghampiri istrinya, karena kalau tidak. Bisa-bisa ia di suruh tidur di kamar tamu. Andra telah merasakan apa yang di rasakan Anis maupun Chito. Tentang tidak boleh membuat istri kesal, apalagi marah.

Walau Laras dapat dikategorikan wanita penyabar, tapi sikap wanita pada dasarnya memang tak ingin mengalah dan selalu benar.

.

.

.

.

.

Sekian.

Kita ketemu di cerita Love Makes Hurt😊

See youuu😉

5 November 2020

Love Makes SadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang