Andra berjalan malas keluar dari kamarnya. Akhir pekan seperti ini, ia akan bermalas-malasan bangun di pagi hari. Tapi, pagi ini berbeda karena ia merasa lapar. Andra meringis saat mengingat jika semalam ia tidak makan, itulah yang membuatnya kelaparan pagi ini. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi.
Langkahnya berhenti saat akan menuju dapur. Pintu belakang rumahnya terbuka. Andra mengkerutkan keningnya heran kenapa pintunya terbuka. Seingatnya semalam, ia telah memeriksa semua pintu rumahnya.
Saat berada di ambang pintu, ia bisa melihat punggung seseorang yang berjongkok di hadapan makam kecil yang berada di halaman belakang rumah tersebut.
Andra tersenyum melihat adiknya akhirnya berkunjung, meski ia yakin Via datang ke sini untuk melihat makam anaknya.
Kedua mata kakak adik itu bertemu saat Via berdiri dan menghadap ke arah Andra. Ternyata Via tidak datang sendirian, ada Megumi dalam gendongannya. Bayi mungil itu menggeliat dalam dekapan Via.
Perlahan Via melangkah ke arah pintu. Hanya ekspresi datar yang ia tunjukkan pada kakaknya yang tersenyum padanya.
"Sendirian, Dek?" tanya Andra mengekor ke belakang. Sejak Via mendiamkannya, Andra selalu memakai embel-embel 'Dek' jika memanggil nama Via.
Via berhenti berjalan, otomatis Andra juga. Via memutar tubuhnya menghadap ke arah Andra.
"Matanya udah rabun jadi gak liat kalau ada Megumi?" ketus Via. Andra meringis. Lalu mengernyit saat Via menyodorkan Megumi padanya.
"Bisa gendong, gak?" Walau tidak bisa, tapi Andra tetap meraih Megumi dengan hati-hati. Ini adalah kesempatan agar Via memaafkannya dan hubungan mereka kembali membaik.
"Ini rumah apa tempat sampah sih?!" gerutu Via melihat keadaan rumah bagaikan kapal pecah.
"Mentang-mentang penghuninya juga sampah, rumahnya juga ikut jadi pembuangan sampah!" Tiada hentinya Via mendumel. Andra mengabaikan setiap omelan Via, ia fokus pada Megumi yang begitu tenang dalam dekapannya. Bayi mungil yang sangat mirip dengan sahabatnya.
"Anis mana Vi?" tanya Andra, ia melihat Via melakukan beres-beres di dapur.
"Aku suruh pergi beli sarapan, sampai sekarang belum balik. Jangan-jangan dia lagi godain penjualnya!" Via menghentikan aktivitasnya. Ia segera menelepon Anis, tetapi di urungkan saat melihat Anis telah tiba membawa sarapan untuk mereka.
"Kenapa lama? Lagi godain penjualnya ya?!"
"Enggak Sayang. Antri. Banyak yang beli, jadi aku lama."
"Alesan aja!" Via merampas kantongan berisi tiga bungkus ketoprak.
"Kok lontongnya banyak banget? Kamu beneran godain penjualnya ya biar dapet banyak gini?!" Sekali lagi suara Via membahana ke seluruh penjuru rumah membuat Megumi tersentak dan terbangun lalu menangis.
Andra kewelahan menggendong Megumi yang menggeliat.
"Gini nih! Megumi tau kalau orang yang gendong dia itu brengsek makanya nangis!" Kali ini Andra yang kena semprot. Via mengambil Megumi dari gendongan Andra lalu melenggang masuk ke kamarnya sewaktu ia tinggal di rumah ini.
Andra dan Anis saling menatap.
"Makin galak bini lo, Nis," ujar Andra geleng-geleng kepala lalu tertawa. Merasa kerinduannya pada adiknya terbayarkan. Mendengar omelan serta nada ketus sang adik.
"Gimana Bang, lo udah di maafin?" tanya Anis. Kedua pria itu duduk di kursi makan, menikmati sarapan bersama.
"Belum ngomong apa-apa. Gue langsung di kasih Megumi terus dia beres-beres sambil ngomel." Anis tertawa mendengar Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Sad
ChickLit》Love Makes Series 2《 • • • Tentang Laras yang ditinggal nikah oleh mantan kekasih yang telah lama menjalin hubungan dengannya. Sekitar tujuh tahun lamanya. Pengkhianatan membuatnya galau berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan. Merasa jika tujuh...