40. Aku Janji

14.6K 744 40
                                    

Andra mengumpat tanpa sadar. Bagaimana bisa ia lupa jika tadi mengajak Laras makan siang bersama? Melihat Laras pergi, membuatnya  beranjak mengejar Laras, tapi Renata menahannya.

"Mau kemana?" tanya Renata mencekal lengan Andra.

Andra menepis tangan Renata dan segera mengejar Laras.

Anis dan Iyo hanya diam memperhatikan keadaan sekitar sembari menikmati makanan. Sangat seru melihat drama percintaan Andra secara langsung.

Andra berhasil mengejar Laras dan mencekal lengan wanita itu lalu membalikkan tubuhnya. Terlihat mata Laras berkaca-kaca.

"Ras...kam..." Andra terengah-engah akibat berlari dan ia menghentikan perkataannya saat melihat tatapan Laras beralih ke belakangnya. Terlihat Renata berjalan menghampiri mereka.

"Sepertinya Kak Andra ada urusan. Biarin aku pergi." Andra yang tadi menatap Renata, beralih menatap Laras yang melepas cekalan tangannya. Tapi dengan sigap Andra menggenggam tangan Laras bahkan menautkan jari-jari mereka.

"Aku gak bakal lepasin kamu!" ujar Andra tegas menatap Laras penuh keyakinan.

"Rara!" Keduanya menatap Renata yang menatap tautan tangan mereka.

"Berhenti panggil aku 'Rara'!Namaku 'Andra'!" ujar Andra tegas. Genggaman tangannya pada Laras semakin erat.

Renata tersentak mendengar perkataan Andra. Tidak menyangka Andra melarangnya memanggil dengan panggilan 'Rara. Padahal semenjak mereka putus, Andra sama sekali tidak pernah menegurnya.

"Jadi, kamu beneran udah gak cinta sama aku?" tanya Renata dengan bibir gemetar menatap Andra penuh luka.

"Kamu udah gak cinta sama aku!! Mana kata-kata kamu yang bilang sampai kapan pun kamu bakal cinta sama aku?!!" jerit Renata tidak terima bahkan air matanya berlinang. Sejak kejadian Andra marah padanya, Renata membiarkan tidak menemui Andra lebih dulu, karena ingin membuat Andra tenang dan menunggu Andra minta maaf padanya. Namun, yang ia tunggu sama sekali tidak datang.

"Semua karena dia  'kan?!" Renata maju hendak menarik rambut Laras, tapi dengan sigap Andra menyembunyikan Laras dibalik punggungnya. Andra tau peringai Renata yang tidak segan-segan main tangan.

"Sama sekali Laras gak salah. Hubungan kita udah selesai jauh sebelum aku dan Laras bersama. Laras gak ada sangkut pautnya sama kita! Jadi, aku minta sama kamu. Jangan berharap lagi. Aku bersikap baik sama kamu bukan karena aku masih ada rasa sama kamu, tapi karena aku menghargai kamu sebagai teman. Walaupun kita sudah putus, enggak ada salahnya kita berteman."

Renata menatap Andra semakin tidak percaya. Selama ini Andra hanya menganggapnya teman? Tapi bukan Renata namanya kalau menyerah begitu saja.

"Terus kenapa kamu batalin pertunangan kamu dengan Laras saat aku minta?" Renata melirik sinis Laras yang matanya sudah memerah menahan tangis.

"Aku kasihan sama kamu waktu itu karena mau bunuh diri. Dan aku bodoh batalin pertunangan aku demi kamu." Andra menghela nafas terlebih dahulu lalu ia menatap Laras penuh penyesalan.

"Sekali lagi aku minta maaf Ras, waktu itu aku benar-benar bego dan bimbang. Dan saat aku kehilangan kamu, aku baru nyadar. Harusnya aku gak lepasin kamu hanya demi rasa kasihanku pada Renata." Perkataan Andra membuat dua wanita itu merasakan sesuatu yang berbeda.

Renata merasa sangat terluka karena ternyata Andra hanya kasihan padanya hingga Andra membatalkan percobaan bunuh dirinya. Sementara Laras hatinya menghangat walau ada sedikit perasaan kecewa karena kembali mengingat saat Andra membatalkan pertunangan mereka.

Tanpa kata Renata meninggalkan kedua orang itu yang saling bertatapan.

Andra pun menarik Laras masuk ke dalam pelukannya dan menghujani puncak kepala Laras ciuman bertubi-tubi. Tak lupa menggumamkan kata maaf dan cinta beberapa kali.

Love Makes SadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang