19

158 19 0
                                    


Jaehyun menarik senyumnya simpul yang sekarang terkesan meremehkan. Di matanya, laki-laki yang berdiri angkuh ini udah ga ada harga dirinya lagi. Berani juga dia jalan kesana kemari sambil buat masalah, padahal masih pakai statusnya yang adalah anak pemilik sekolah sebagai perlindungan. Jaehyun sangat benci orang yang menindas orang lain cuma karena kekuasaan dan kedudukan sosialnya. Dan dilihat dari ekspresinya, dia tau kalo teman-temannya 100% setuju dengan pemikirannya.

"Selagi gua bayar uang sekolah, gua pasti masuklah. Gua ga mau sia-siain hasil kerja bokap gua," jawab Jaehyun acuh tak acuh.

"Baguslah. Gua pikir pangeran sekolah kita ini udah takut nunjukin muka gantengnya ke sekolah." Jawab lelaki itu."Pede juga ya lo,"

Jaehyun ngangguk setuju. "Pastilah, soalnya ga ada yang gua rasa harus gua takuti disini, selain guru sama staf sekolahan,"

"Ga usah sok jadi malaikat, kalo lo juga masi punya singa yang bisa keluar kapan aja,"

Jaehyun tertawa. "Tenang sob, singa gua keluar kalo ketemu orang yang masih pede padahal udah ga punya harga diri." Jawabnya santai."Contohnya anak pemilik sekolah yang pede kesana kemari bikin masalah tapi masi berlindung sama orang tua,"

"Wow, jangan sampai ya duit lo itu gua buat gaada artinya lagi ya disini," jawabnya.

"Wah, lu tau uang sekolah? Gua kira ga tau. Gratis kan lo sekolah disini?"

Rahang lelaki itu mengeras. Kalo bukan di lapangan yang letaknya jelas ditengah sekolah, dia pasti udah nerjang Jaehyun yang bener-bener bikin dia naik darah.

"Yap, and you know what?" katanya sambil berusaha tenang.

"Lu bakal habis di tangan gua. So long, a bunch of attention seeker," lanjutnya sambil pergi dari situ.

~krik, krik

"APAAN ANJIR ATTENTION SEEKER"

"COME BACKNYA KURANG MANTEP NIH BRE,"

"ITU NYEBUT SAMBIL NGACA APA GIMANA?"

"SUMPAH JAGOAN HAYUNG NGEROAST ANJIR""

"KURANG JAUH AH MAINNYA KAK,"

Emang dasar kelas isinya anak-anak miring. Diancam sama orang yang notabenenya anak pemilik sekolah dan bisa nendang mereka keluar dari sekolah kapan aja pun gaada takut-takutnya, malah dijulidin. Mana yang diejek juga jalannya belum ada 5 meter, bener-bener masih bisa kedengeran bacotan-bacotan mereka. Kayaknya emang bener, anak itu udah ga punya harga diri lagi untuk mereka.

xxxxxx

"LISA LU GOBLOK SUMPAH." Teriak Yuju ngos-ngosan sambil masuk kantin. Kantin padahal udah rame, tapi si toa ini dengan tingkat kepedean yang selangit teriak-teriak serasa gaada yang liatin.

Lisa yang lagi minum es tehnya otomatis kaget. Dia nutupin mukanya pake tangan. "Yuju gaada malunya anjir emang. Ga liat apa ini sekantin ngeliatin lu? Apa sih sat?"

"Ya lu ninggalin gua di toilet sendiri,"

Lisa mengernyit. "Hah? Bukannya lo yang nyuruh gua duluan?"

"Iya emang, tapi kan cuma basa-basi doang Lisong," omel Yuju. "Itu kata lain dari tungguin gua sat, tapi pake bahasa halus."

"Hah?"

"Hah hoh hah hoh. Uda ah, intinya tadi hampir aja tadi gua diganggu geng bang ibob. Untung mereka kaga liat gua ngumpet disemak-semak. Paling rok gua doang ini kena tanah dikit." Kata Yuju santai, tapi malah bikin temen-temennya ketawa.

Idyllic, 1997Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang