06 - TERLIHAT MENYEBALKAN

797 37 2
                                    


"Dicariin tuh"

"Siapa?" Fatan berdiri dan mulai berjalan menyusul istrinya

Risma mengangkat bahunya tidak mengerti

"Laki laki? Perempuan?Siapa?" Tanya Fatan sekali lagi.

"Perempuan. Selingkuhan kamu kali" Jawabnya asal

Fatan terekekeh "Mana ada sih."

"Cantik cantik kok nggak pakek baju" Gerutu Risma sambil berjalan meninggalkan Fatan

Sementara Fatan malah terbahak sambil menggelengkan kepala.

Lucu banget sih kalau lagi cemburu

***

"Zelin?"

Perempuan yang dipanggil Zelin itu reflek berdiri. Dia langsung manatap Fatan sambil tersenyum kecil.

"Selamat malam, Pak"

"Apa ada yang begitu penting?" Tanya Fatan menghiraukan sapaan Zelin. Dia terkejut dengan kedatangan sekretarisnya yang tiba tiba.

Zelin mengangguk. "Ada beberapa berkas yang tadi belum sempat bapak tandatangani. Saya butuh tandatangan bapak sekarang karena klien minta file-nya hari ini juga"

"Bisa aku lihat dulu?"

Zelin memberikan berkas itu kepada Fatan.

Fatan langsung membacanya dengan teliti. Mengoreksi kata demi kata untuk menghindari adanya kesalahan. Dia memang sudah dilatih untuk menjadi seorang pemimpin sejak kecil. Menjadi anak tunggal bukan hal yang mudah. Dia harus bertanggungjawab penuh terhadap perusahaan milik keluarganya.

"Adik Pak Fatan yang tadi kemana?"

Alis Fatan terangkat, "Adik siapa?"

"Yang tadi pakai baju doraemon itu loh." Jelas Zelin membuat Fatan reflek menatapnya "Padahal yang saya tau bapak ini anak tunggal kan ya?"

Fatan tersenyum kecil. "Itu istri saya."

Seperti disambar petir, Kepala Zelin langsung terasa memberat. Matanya melebar dan tangannya menutup mulutnya yang terbuka. Bagaimana bisa dia sebodoh itu? Dia baru bekerja selama beberapa bulan tapi sudah melakukan kesalahan dengan memanggil istri bos nya dengan sebutan adik.

"Saya tidak tau kalau perempuan tadi istrinya pak Fatan" Zelin meringis

"Saya kira Bapak belum punya istri karena yang saya tahu perempuan-"

"Saya harap kamu tidak macam macam, Zelin" Suara Fatan yang lirih namun penuh ancaman mampu membuat Zelin bungkam. Dia hanya bisa diam dan tersenyum miris.

"Minumlah. Cuacanya lagi dingin. Kopi ini bisa membuatmu merasa sedikit hangat"

Suara seorang perempuan mampu membuyarkan lamunan Zelin. Dia reflek menoleh hingga matanya bertemu dengan perempuan yang tengah menyodorkan segelas kopi kearahnya.

Antara malu dan juga cemas. Rasanya Zelin ingin kabur saat ini juga. Apalagi wajah perempuan berbaju doraemon ini sangat datar. Hampir tidak ada ekspresi.

Demi mendapat image yang baik dari istri bosnya, Zelin segera berdiri sambil tersenyum canggung. Mengangkat tangan kanannya dengan badan yang sedikit menunduk seolah menghormati tuan besar.

"Saya Zelin, bu. Sekretarisnya Pak Fatan"

Diam. Tidak ada balasan

Zelin meringis. Apa perempuan ini benar benar marah? Dia mulai berasumsi yang tidak tidak

The Real AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang