16 - SALAH PAHAM?

36 4 0
                                    


Risma menghentikan mobilnya ketika lampu berwarna merah. Tangannya bergerak untuk memakai hair clip pemberian suaminya yang tadi sempat terlepas. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis saat mengingat dua minggu lalu Fatan yang memberikan hair clip ini tepat di hari jadi pernikahan mereka.

Tidak terasa sudah satu tahun saja

Malam itu mereka banyak bercerita dan menghabiskan malam bersama.
Malam yang sangat panjang, begitupun dengan aktivitas mereka. Wajah Risma mendadak memanas ketika mengingat adegan panas dia dengan Fatan. Arg! Padahal Fatan sudah jadi suaminya tapi tetap saja setelah melakukan itu dia merasa sangat malu.

Risma menjalankan mobilnya kembali. Matanya menangkap paper bag disebelahnya. Dia segera mengambil ponsel dengan satu tangan dan menghubungi Fatan. Senyum Risma melebar karena telfonnya langsung terhubung. Fatan memang sengat mudah dihubungi, sesibuk apapun dia.

"Halo, Ris?" Fatan mendekatkan ponsel ke telinga. Dia menahan tangan yang akan membuka resletingnya.

"Mas Fatan udah makan? Aku habis beli buku terus mampir beli sate taichan. Aku beliin juga buat kamu. Aku anterin ke kantor ya?"

"Iya sayang. Kamu udah dimana?" Fatan sedikit menahan nafas.

"Masih dijalan. Mungkin 15 menit lagi sampai. Nanti aku titipkan di loby aja ya, Mas?"

"Nggak mau keatas? Ketemu aku dulu?"

"Enggak usah. Nanti takutnya ganggu pekerjaan kamu."

"Aku nanti pulang cepat sayang. Kita ketemu di rumah ya. Makasih"

Risma terkekeh. "Sate nya jangan lupa dihabisin. Love you."

"Love you more."

***

Pekerjaan rumah sudah selesai semua. Bahkan beberapa buku yang baru dia beli siang tadi juga sudah tertata rapi di perpustakaan rumah.

Waktunya mandi, habis itu baca buku sambil ngopi.

Risma tersenyum lebar sambil bersenandung riang berjalan menuju kamar. Dia kemudian berniat menutup pintu kerja Fatan yang setengah terbuka. Tapi matanya justru melihat kemeja yang tergeletak asal diatas kursi. Risma berdecak.

Kebiasaan!

Dia masuk kedalam dan mengambil kemeja itu. Kemeja hitam yang baru dipakai Fatan kemarin. Ia hendak keluar, tapi berhenti karena tidak sengaja mencium aroma parfum yang tidak familiar, terasa asing. Kok gue gatau kalau Mas Fatan ganti parfum?

Risma ingin mengabaikannya, namun ada sesuatu yang menggangu pikirannya. Ia bergerak cepat untuk mencium kemeja itu berkali-kali. Dadanya terasa sesak karena pikirannya.

Ini bukan parfum Fatan, bukan juga parfum laki laki. Tapi parfum perempuan. Matanya yang berkaca-kaca mencari sesuatu lain. Dadanya semakin sesak oleh sesuatu yang dia temukan.

Noda lipstik di samping kerah kemeja.

Tangan Risma membeku, begitupun dengan tubuhnya yang terasa kaku. Air matanya luruh. Kepala dan hatinya terasa sakit karena pikirannya sendiri.

Siapa Fatan sebenarnya? Apa yang dia lakukan di belakang Risma?

***

Fatan memarkirkan mobilnya dan berjalan masuk kedalam rumah. Dia mengeluh karena jam menunjukkan pukul 7 malam. Padahal dia sudah berjanji dengan Risma untuk pulang lebih awal. Dia sudah mengirim chat tapi tidak dibalas, telfonnya juga beberapa kali di abaikan. Apa Risma sungguh marah? Padahal dia terlambat karena ada kerjaan yang mendadak, bukan untuk hal lain .

The Real AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang