15 - ANNIVERSARY

80 7 0
                                    


Risma mencepol rambutnya keatas karena gerah. Keringat kecil keluar dari kening juga lehernya. Padahal subuh tadi dia sudah keramas tapi karena bersih bersih dan juga memasak membuat dirinya kepanasan. Rumah sebesar ini dan hanya ditempati dua orang membuat Risma terkadang kewalahan saat membersihkannya. Fatan sudah sering menawarkan untuk memakai pembantu tapi Risma selalu menolak karena merasa akan sangat bosan kalau tidak ada kerjaan sama sekali.

Risma meletakkan sapunya kemudian bersender di teras, menghirup udara pagi yang terasa sejuk. Matanya menyipit saat mobil putih masuk ke halaman rumahnya, kemudian laki laki dengan kemeja hitam keluar dan menghampirinya dengan senyuman lebar.

"Hai, Ris." Sapanya

Risma terkekeh, lalu menunjuk laki laki itu sambil memicing. "Numpang sarapan?"

"Ah lo tau aja. Fatan di dalam kan?" Laki laki itu tertawa sambil nyelonong masuk.

Sudah seperti rumahnya saja. Risma berdecak.

Laki laki itu adalah Dani. Teman yang sudah seperti saudara bagi Fatan. Dia juga bekerja di kantor keluarganya Fatan. Orang tua Dani sahabat papanya Fatan waktu kuliah. Namun meninggal sejak Dani SMA. Semenjak itu orangtua Fatan yang membantu Dani, mulai dari biaya hidup sampai biaya pendidikannya.

Orangtua Fatan sudah seperti keluarga bagi Dani. Dia tidak pernah sungkan untuk datang kerumah, makan, ataupun menginap disana. Kalau dirumahnya Fatan dia hanya sesekali datang untuk kepentingan pekerjaan atau terkadang numpang sarapan, seperti saat ini.

"Coffee or tea?" Tanya Risma ketika Dani sudah duduk di sofa sambil mengeluarkan iPad nya

"Kopi susu ya, Ris. Gulanya dikit."

Risma mengacungkan jempolnya. "Oke."

Setelah itu Risma keatas untuk memanggil Fatan lalu kembali turun menuju dapur untuk membuat membuat minuman dan menyiapkan makanan di meja makan. Dia membawa dua kopi ke ruang keluarga. Disana ada Fatan dan Dani yang tengah mengobrol.

Risma meletakkan kopi itu di meja. "Kalau mau sarapan, makanannya udah siap."

Risma menunjuk ke belakang sambil nyengir. "Gue ke dapur dulu."

"Makasih, Ris." Tatapan Dani tidak lepas dari Risma yang berjalan ke belakang. Dia geleng geleng sendiri melihat celana Risma yang sudah berganti menjadi kulot oversize panjang. Padahal waktu ketemu di teras tadi Risma masih memakai celana pendek.

"Nggak usah dilihatin." Fatan memukul kepala dani dengan berkas didepannya.

Dani terkekeh

"Lo dapet modelan kayak Risma darimana?"

"Yang pasti bukan dari club kayak cewek lo."

"Sialan."

"Titipan gue mana?"

"Hampir aja lupa." Dani membuka tasnya dan mengeluarkan kotak berwarna putih. Dia menyodorkan kotak itu di hadapan Fatan. "Nih."

Fatan tersenyum kecil. "Thanks."

"Lo orang kaya ngasihnya beginian. Kasih yang lebih mahal kek, tanah, bangunan, pulau, atau kapal pesiar."

"Lo pikir Risma cewek apaan!?."

Dani kembali tertawa, kemudian menunjuk kotak itu.
"Ori nih. Udah pernah dipake Lisa Blackpink waktu konser."

"Oke." Fatan mengangguk

"Lo emang tau Lisa Blackpink siapa?"

"Nggak."

"Sialan"

The Real AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang