"Kamu masih marah ya?" Mata Risma mulai berkaca kaca. Dari tadi Fatan hanya diam tanpa mau melihatnya.
Fatan berdecak, merasa kesal sekaligus tidak tega "Mana kalungnya ?"
Dengan takut, Risma menyerahkan kalung itu dan langsung diterima Fatan.
"Tutup mata kamu" perintah Fatan
Risma menggeleng geleng, "Kamu mau nyium aku kan? Nggak mau."
"Berisik! Tutup mata kamu sekarang juga. Nggak usah banyak nanya."
Nyali Risma menciut, matanya kembali berkaca kaca. Dia menahan agar air matanya tidak tumpah sekarang juga. Fatan tidak pernah semarah ini. Apa kesalahannya sebesar itu?
Dengan takut dan gemetar, Risma mulai memejamkan matanya. Dia merasa gugup saat ada sesuatu yang bergerak dibelakangnya.
Diam diam, bibirnya mengulum senyum. Ketakutannya hilang entah kemana. Matanya sontak terbuka karena merasa ada benda yang tengah dipasangkan dilehernya.
Aura Fatan benar benar menakjubkan. Dia mampu membuat Risma ketakutan lalu membuatnya bahagia dalam sekejap.
"Yang ini jangan dilepas" Kata Fatan sambil menepuk pelan kepala Risma.
Senyum Risma semakin melebar. Dia mengangguk sambil memegangi kalungnya.
Sumpah. Nggak akan gue lepas. Batinnya
"Udah nggak marah?" Tanya Risma sambil bertopang dagu. Menatap suaminya yang sudah kembali bergulat dengan pekerjaan.
"Udah."
"Istrinya udah dimaafin?" Goda risma
"Udah" jawab Fatan tanpa menatap Risma.
"Nggak marah lagi kan?"
"Enggak"
"Masih sayang kan sama aku?
"Masih."
"Kalau sayang kenapa nggak mau lihatin aku."
Astaga. Kepala Fatan rasanya ingin meledak sekarang juga. Dia menghela nafas dan menghembuskannya berulang kali. Mencoba agar tetap tenang dan tidak terbawa emosi. Ditatapnya Risma sambil tersenyum kecil.
"Sayang, udah malem tidur ya.""Maunya ditemenin" rajuk Risma
"Setengah jam lagi aku nyusul. Tidur ya, biar pekerjaan aku cepet selesai. Nanti aku temenin"
Risma mengagguk angguk seperti anak kecil. Hal itu membuat Fatan tersenyum senang.
"Yaudah aku tidur" katanya sambil berjalan menuju tempat tidur.
Fatan tersenyum legah, dia mulai melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda
"Tengah malam nanti jangan dibangunin."
Fatan menatap Istrinya sambil terkekeh. "Nggak akan. Udah sana tidur"
Risma menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Dia menatap Fatan sekali lagi.
"Besok pagi sekali aja. Jangan lama lama"Fatan semakin tergelak. Melihat istrinya seperti ini membuat kemarahannya tadi hilang begitu saja.
***
"Mobil baru nih?"
Risma yang baru keluar dari mobil reflek menoleh kebelakang saat mendengar suara seseorang.
Seketika matanya membesar "Luna?"
Risma menatap perempuan itu dari bawah keatas "Lo sekarang berhijab?" pekiknya tidak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Affair
RomantizmDisaat aku mengetahui segalanya, Haruskah aku tetap bertahan?