"PLEASE..... KASIH TAU GUE GIMANA CARANYA LO BAWA NYONYA ARDANA KESINI?!"Risma melotot tak santai, suara cempreng gadis dihadapannya membuat seluruh pengunjung restauran menatap aneh kearahnya, mungkin lebih tepatnya kearah teman temannya yang heboh karena kedatangannya.
Plakk
"Nggak usah berlebihan Roro Jonggrang"
Tawa Risma pecah ketika Luna yang berdiri disampingnya mendengkus sambil memukul meja dengan kedua tangan.
"Udah berapa kali gue bilang kalau nama gue itu Rebecca Alexandra biasa dipanggil Rere. Bukan Roro Jonggrang ih!" Sewot gadis yang bernama Rere itu.
"Udah-udah." sahut gadis berambut pendek bernama Lily yang duduk di depan Luna.
Yah, setelah pertimbangan yang cukup matang akhirnya Risma mengiyakan ajakan Luna untuk nongkrong bersama teman kuliahnya. Dan disinlah dia sekarang, di Restourant seafood langganan mereka. Saat datang dia langsung disambut heboh oleh Rere dan juga Lily. Ternyata dua gadis itu sudah menunggu kedatangan Luna dari 15 menit yang lalu.
Lily menatap Risma curiga, seolah mengintimidasi
"Apa?" tanya Risma
"Suami lo keluar kota kah? Atau keluar Negeri? Nggak biasanya dibolehin keluar malam."
Risma menghela nafas pelan. Mendengar kata suami membuat dadanya kembali terasa sesak.
"Nggak. "
Kali ini gantian Rere yang mengetuk-ngetuk meja di depan Luna.
"Lo nemu Risma dimana? Lo nyulik dia kah?"
Risma mengerucutkan bibir. Apa kedatangannya dalam ikut nongkrong seaneh itu? Padahal sebelum menikah mereka sudah biasa kumpul di café sampai tengah malam.
Cih. Kedua temannya itu memang berlebihan.
"Kalian kenapa sih? Nggak seneng gue ikut kumpul lagi?"
"Seneng." Jawab Rere dan Lily bersamaan.
Risma mencebik lalu menyenderkan tubuhnya
"Gini guys... Gue tadi beli obat pilek di apotik terus lewat jalan deket perumahan Risma kan, yaudah gue iseng jemput dia. Eh malah ikut." Jelas Luna membuat mereka mengangguk paham.
"Lo ngapain beli obat pilek? Lo pilek kah?" Tanya Rere lagi
"Nggak."
"Terus?"
Luna berdehem lalu menatap Risma, Rere, dan Lily bergantian.
"Temen satu ruang kerja gue ada yang pilek. Jadi gue beli obat pilek buat antisipasi kalau sewaktu waktu tertular."
**
Risma membelalak melihat deretan makanan di hadapannya. Segala jenis seafood kini sudah tertata rapi, mulai dari udang, gurita, kerang, lobster, cumi, kepiting, dan beberapa minuman sampai meja besar di depannya hampir tidak muat. Mulutnya terbuka kemudian terkatup rapat saat Rere menyodorkan kartu kredit kepadanya.
"Yes, yes, makan gratis.." Sorak Rere sambil bertepuk tangan, dia menatap Risma sesaat lalu terbahak bersama Lily dan Luna. "Nggak usah bengong Ris, jiwa sultan lo udah meronta-ronta dari tadi" lanjutnya cengingisan.
Risma berdecak, lalu memasukkan kartu itu kedalam dompetnya. Dia melihat ketiga temannya yang cengengesan tidak jelas. "Nggak usah berisik. Lanjut makan sana!"
Rere, Lily, dan Luna mengangkat jempolnya sambil bersorak gembira. Kemudian mereka makan dengan lahap seperti orang kelaparan. Antara lapar apa doyan, Risma tidak peduli. Yang dia pedulikan adalan nasib uangnya yang terbuang hampir dua juta untuk mentraktir ketiga teman yang tidak tau diri ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Affair
RomanceDisaat aku mengetahui segalanya, Haruskah aku tetap bertahan?