#25. Negeri Iblis

32 2 3
                                    

Didalam hutan tepatnya pada wilayah negeri iblis, elfin wanita dari bangsa elf itu sudah berdiri dibawah pohon beringin, menunggu seseorang yang telah berjanji pada pukul 6 sore akan bertemu ditempat ini.

" dia membuat wanita menunggu, dasar cowok jam karet_- " ucap elfin sangat kesal.

Srrrttt.. Suara portal sihir zen.

Dengan tangan yang melipat di dada, elfin melihat zen dan yang lain keluar dari portal yang dilihatnya waktu itu.

" arrggkk.. Aarrg.. Aarrggkkk.. (tuan kita sudah sampai) " ucap steven memberitahu kepadaku.
" benar sobat, terimakasih banyak ya! " ucapku sambil memeluk kepala cicak raksasa itu.

Dari belakang zen saat ini, egi dan yaumil hanya dapat terdiam dan terpaku ketika melihat sosok wanita berambut kuning terang itu, memasang ekspresi menyeramkan berdiri didepan mereka.

" wadau.. " sebut keduanya merasa ketakutan.

Berbeda dengan mereka berdua, tanpa merasa bersalah sedikitpun tiba-tiba zen melihat kearah elfin lalu mendekatinya, sesambil memasang wajah ceria yang sangat bahagia. Yooh.. Elfin apa kabarmu?

" dasar cowok jam karet_- " balasnya sangat kesal.
" eh? Ada apa fin.. " tanyaku sangat bingung melihat responnya itu.
" ah? Kau bertanya ada apa, kau berjanji kita ketemuan disini pukul 6 sore. Sekarang coba lihat ini jam berapa kampret! "

Tanpa pikir panjang lagi, lalu kuminta steven untuk membuka mulutnya sejenak agar aku mengetahui jam berapa sekarang?

" steven coba buka mulutmu sobat. " sebutku menoleh kebelakang.
" arrgk.. Aarrggkk.. (baik tuan!) " balas steven dengan cepatnya.

Ketika steven membuka mulutnya, Aaahhrrr, uvula atau benda kecil yang menggantung didalam mulutnya itu, berbunyi tik.. tok.. tik.. tok.. suara seperti jam dinding di rumah.

" eeh, eeeh??! " teriak elfin sangat terkejut melihatnya.
" woy! Zen, apa yang kau lakukan pada hewan sihirmu itu. " teriak yaumil sangat terkejut.
" tidak ada, akupun baru tau kalau steven bisa menentukan jam berapa sekarang. "

Kemudian, steven berkata.. Arrggk.. Arrggkk.. Aarrggkk.. Yang diterjemahkan yaitu berarti, sekarang jam 07.05 menit tuan.

" fin, steven bilang sekarang jam 7 malam. " ucapku merasa tak bersalah.
" sudah kukatakan, orang ini tidak beres_- " ucap egi sangat kesalnya.

Mendengar ucapannya zen barusan, elfin kembali berteriak kepadaku seketika itu.

" kau telah membuat wanita menunggu selama 1 jam di dalam hutan, apa kau tidak merasa bersalah sedikitpun kampret! " teriaknya sambil menonjok wajahku.

Puuukkk.. Suara pukulan elfin meninju wajah zen.

" buset.. Mainnya hebat mba jago! " ucap zen tersungkur ketanah, sesambil memberi tanda jempol kepadanya.
" woy! Serius dikit kenapa? Aku sedang marah tau! " teriak elfin sangat kesal.
" adeh.. Deh.. Deh.. Maaf-maaf fin, banyak yang terjadi, maafkan aku ya. " ucapku perlahan bangkit berdiri.

Lalu, dikarena sudah memukul wajahnya zen tersebut, prasaan kesal elfin perlahan mulai reda dan sejenak ia mencoba untuk menenangkan dirinya.

" hm, dasar cowok aneh. " memalingkan wajahnya kebelakang.

Seakan mencoba untuk menggantikan suasana, lalu bertanyalah egi kepada wanita itu dari atas punggung komodo ini.

" anu.. Apa kita bisa melanjutkan cerita ini, soalnya pembaca penasaran akan kelanjutan episode ini? " ucap egi merasa canggung.
" eh, buset.. Aku lupa soal itu, ayo fin. Kita harus ke negeri iblis mencari pengganti raja negeri kamu! " seruku kepadanya.
" iya.. Iya.. Baiklah! " balas elfin dengan wajah kesalnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SPP (Sekolah Para Penyihir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang