Ketika mentari pagi telah datang dari ufuk timur, sampailah mereka diluar hutan wilayah negri sihir. Rasa syukur dan bahagia dilihatkan oleh mereka, negri sihir dari punggung steven saat ini.
" horee.. " teriak mereka semua kegirangan.
Lalu bertanyalah aku pada yaumil yg mengajak kami berlomba itu, mil.. Siapa yg menang bro?! Seruku turun dari kepala kadal besar ini.
" eh.. Sepertinya kita seri.. " ucapnya terlihat kesal.
" eeh?! Pada hal aku ingin mencari betina untuk steven!? " seruku ikut kesal.Lalu menangislah steven dibelakangku saat ini, ketika ku tanya ia kenapa? Steven menjawab. Arrggg.. Aaarrgg.. Aaaarggg yg artinya kenapa tidak jadi kawin tuan! Teriak komodo itu menangis dan merasa kecewa.
" hm, sabar.. Sabar.. Suatu hari akan kucarikan betina untukmu sobat. " ucapku sambil mengelus-elus dagu steven yg sedang menangis.
Dari kejauhan bu sara memanggil, ia berkata kita harus kembali kerumah kita masing-masing terlebih dahulu. Jangan sampai orangtua kita sampai khawatirkan nantinya!
Mendengar ucapan kak sara barusan, sontak aku teringat pada kedua orangtua. Bujubuset.. Ayah dan ibu pasti sedang mencariku sekarang, maaf aku harus pergi dulu yak semuanya. Ayo steven! Teriak zen menyuruh steven berlari kencang.
" eeh? Ternyata dia punya hal yg sangat ditakuti ternyata? " ucap nova sangat kecewa.
" hhaha.. Siapapun punya hal yg kita takuti. " balas bu sara tersenyum padanya.Lalu pergilah mereka dari tempat tersebut, setelah membuat janji bahwa mereka akan berkumpul lagi disekolah, mengenai urusan dinegri iblis.
Ketika zen dan steven sudah sampai diwilayah perumahan penduduk negri sihir, dilihatnya ayah dan ibunya sedang berdiri dan terlihat sedang mencari sesuatu. Lalu berteriaklah aku memanggil mereka dari kejauhan.
" ayah.. Ibu! " teriakku turun dari kepala steven.
Didengarnya suara anak mereka itu, dipalingkannya wajah mereka kebelakang sana, dilihat merekalah bahwa anak kesayangannya itu sedang berlari kearahnya.
" zen! " seru ayah sangat gembira.
" zeen! " teriak sang ibu berlinangkan dengan air mata.Layaknya seperti sudah lama sekali tidak berjumpa, rasa rindu kedua pihak ini dipenuhi dengan air mata, akan kerinduan pada anak mereka yg tak pulang selama satu malam.
Ketika jarak mereka sudah sejengkal, tiba-tiba sang ibu mengambil panci yg disembunyikan dipunggungnya tersebut. Zen! Teriak ibu memukul kepala anaknya.
Plaaaaannnkkk.. Suara panci itu berdering.
" aduuuhh! Ibu kenapa ibu memukul zen?! " teriakku kesakitan.
" kamu kemana saja, dasar anak bodoh! " seru sang ibu memeluk anak kesayangannya itu.Air matanya terjatuh dan membasahi bajuku, dari dalam hati aku benar-benar merasa sakit. Perlahan kukatakan ditelinga ibuku ini pelan..
" bu, jangan menangis. Zen minta maaf, zen tidak suka melihat ibu menangis. Maafin zen, bu.. " ucapku memeluknya kencang.
Ia tak berhenti menangis dipelukanku ini, lalu berkatalah ayah kepadaku. Zen, ibumu sangat mengkhawatirkan dirimu, ucap ayah tersenyum kecil kepadaku.
" maafin zen yah, zen salah.. " sahutku merasa sedih.
Lalu dilepaskannyalah pelukan ini, dengan wajah kesalnya itu, ibu menatap kearah ayahku sambil berkata..
" aaah?! Mengkhawatirkan? Emang siapa tadi yg bilang ayo kita buat laporan orang hilang kepihak personil sihir aah?! Bentak ibu dengan wajah cemberutnya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/233432525-288-k556988.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SPP (Sekolah Para Penyihir)
FantasiSebuah kisah fantasi, yang merujuk kepada kekuatan elementalis para remaja, yang bersekolah di tingkat 3. Tingkat 3 yang setara dengan siswa tingkat SMA, jika dikaitkan dengan keadaan dibumi. Kekuatan sihir dunia ini terbagi menjadi 5 elemen, yaitu...