#20. Realitas 2

32 3 0
                                    

Tiga pria terbangun diatas ilalang yg setinggi setengah meter, mata mereka terbuka dan melihat ada sebuah gudang tua didepan sana.

Jarak gudang tua itu sekitar 12 meter dari tempat mereka berdiri saat ini, lalu bertanyalah egi dengan wajah bingungnya. Tempat apa ini?? " tanya Egi sangat heran.

Angin meniup cukup pelan, membuat ilalang disini bergerak mengikuti arah angin keselatan. Lalu dari belakang ketua OKSS itu, berdirilah Fajar dan Yaumil yg sudah memasang kuda-kuda siap menyerangnya.

" uuhhuukk.. " suara nafas zen, yg masih merasakan sakit diwajah dan perutnya.

Mendengar suara itu, terkejutlah fajar dan yaumil. Mencoba mencari tau dari mana asal suara tersebut, langkah mereka mendekati kearah belakang sana.

Tepat dijarak 7 meter dari tempat mereka sebelumnya, terkejutlah mereka berdua melihat zen yg sudah terbaring dibawah pohon cemara setinggi 5 meter.

" zen!! " seru keduanya mendekatiku.

Dengan wajah khawatirnya itu, fajar terlihat sangat sedih sekali, woy! Sadarlah, zen.. Ucapnya memasang wajah sedih kearahku.

" woy sialan! Lihat akibat yg kau perbuat pada temanku ini. " ucap yaumil pada egi yg berada disekitaran ilalang disana.

Sejenak kucoba untuk menenangkan keadaannya, kupanggil yaumil dengan keadaanku sekarang. Sudahlah mil, aku baik-baik saja kok.

" baik-baik jidatmu, kau terluka parah bego! " serunya sangat geram.
" yaumil! " bentak fajar sangat kencang.

Seketika tempat ini menjadi hening, suara angin menerpa ilalang dapat didengar oleh kami semua.

Dari bawah pohon cemara ini, fajar menejelaskan pada yaumil tentang keadaan saat ini.

Ia berkata bahwa bukan saatnya kita membuat keributan, lebih baik kita urus dulu keadaan zen sekarang. Kumohon! Serunya menatap yaumil sangat serius.

" minumlah ini.. " memberikan sebotol kecil air pemulihan, yg diambilnya dari dalam sakunya tersebut.

Menyadari sikap yg diberikan oleh temannya itu, lalu tersadarlah yaumil mengenai maksud dari ucapan fajar. Iapun menganggukkan kepalanya, menandakan bahwa yaumil mengerti.

Lalu digendong fajarlah tubuhku ini dibelakangnya, merasa bahwa ia harus menolong zen sekarang juga.

Namun disaat yg bersamaan, dari gudang tua itu keluarlah seorang anak kecil, yg memiliki memar disekelunjur tubuhnya.

Sontak kagetlah mereka semua melihat anak kecil berambut hitam itu, ke- kenapa dia memar-memar seperti itu?! Ucap egi sangat terkejut melihatnya dari sekitar ilalang disana.

" jar tolong bawa aku pada orang itu. " sebutku menunjuk kearah egi.
" hm! Baiklah.. " anggukan kepala fajar pergi melangkah sambil menggendongku.

Ketika jarak kami sudah 3 meter, aku berkata pada egi mengenai gudang tua tersebut.

" Gudang itu adalah tempat para budak, disana anak-anak dan perempuan disiksa dan diperkosa. Dan apa kau tau siapa pemilik gudang itu? " ucapku dari punggung fajar.

" siapa?! " seru egi sangat kesal.
" dia adalah kaum bangsawan, dia adalah orang terkaya ditempat ini, seluruh tanah diwilayah ini adalah miliknya bahkan semua orang disini adalah miliknya semua. "
" ti.. Tidak mungkin? "

Sekali lagi kujelaskan kepadanya, bahwa dia bebas melakukan apapun pada seluruh orang disini, dan bahkan ada larangan jika membuat orang itu marah, maka dia akan membakarnya hidup-hidup.

" apa?! " kaget fajar, yaumil dan egi.
" karena dia adalah orang kuat yg berkuasa atas semua tempat disini, dia bebas melakukan apa saja untuk wilayahnya sendiri. "

SPP (Sekolah Para Penyihir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang