Coretan - 16 (Kim Nara)

2K 97 12
                                    

Suara alunan musik lullaby  nan merdu terdengar dari kamar tidur bayi saat Hyun Bin keluar dari ruang kerjanya. Sejak usia kehamilan Yejin memasuki usia tujuh bulan dia lebih sering melakukan pekerjaannya dari rumah. Sesekali dia diharuskan untuk pergi ke kantor atau meeting di luar jika ada pekerjaan atau hal-hal mendesak dan penting yang tidak bisa dikerjakan dari rumah. Setelah cukup lama disibukkan oleh pekerjaannya di VAST dan promosi film Bargaining kini dia mendedikasikan waktunya untuk Yejin dan putrinya, mencoba berperan sebagai suami serta ayah yang siaga.

Hyun Bin berjalan menuju kamar tidur bayi, mendapati istrinya sedang duduk dengan nyaman di atas glider sambil menimang Nara, putri kecil mereka. Seolah musik lullaby yang diputar melalui phonograph tidak cukup sebagai pengantar tidur bagi Nara, Yejin juga menyenandungkan lullaby  yang sama. Tatapannya yang lembut dan penuh kasih tidak lepas dari wajah Nara. Tangannya dengan lembut menepuk-nepuk pantat Nara. Pemandangan itu menghangatkan hatinya sehingga tanpa dia sadari bibirnya menyunggingkan senyuman manis. Kenangan kejadian satu minggu yang lalu, hari bersejarah bagi mereka berdua, hari dimana Kim Nara malaikat kecil mereka lahir ke dunia, kembali terlintas dalam benaknya.

FLASHBACK

Malam itu Yejin sedang berada di dalam walk-in closet untuk bergantian pakaian setelah mandi saat dia merasakan dorongan yang kuat dari dalam perutnya. Yejin mengernyit, menahan rasa sakit yang dirasakannya sambil menyentuh perutnya. Menurut prediksi dokter dia akan melahirkan dalam waktu dekat, dan sudah selama beberapa hari belakangan ini dia merasakan dorongan dan gerakan aktif dari bayinya. Namun kali ini rasanya berbeda, jauh lebih kuat dan menyakitkan. Dia menarik napas, berusaha mengatur napasnya seperti yang sudah diajarkan selama dia mengikuti kelas senam hamil. Rasa sakit yang dia rasakan tidak kunjung membaik. Dia berpegangan erat pada salah satu pintu lemari, mengumpulkan tenaganya kemudian berteriak.

"BIIIINNNNN!!!"

Hyun Bin yang saat itu berada di dapur langsung berlari menaiki tangga menuju kamar tidur mereka ketika mendengar teriakan Yejin.

"Sayang, kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Dimana yang sakit?" tanyanya pada Yejin sambil menopang tubuhnya, membantunya berdiri tegak. Yejin hanya bisa menggeleng, tidak tahu harus menjawab apa karena saat ini dia sedang kesakitan.

Jemarinya meremas tangan Hyun Bin, "Bayinya..." ucapnya terengah-engah. "Sepertinya sudah waktunya bayi ini lahir,".

"Apa?! Oh Tuhan," Hyun Bin panik tapi mencoba untuk menenangkan dirinya. "Apa kau masih kuat berdiri sebentar di sini?". Yejin hanya mengangguk sementara Hyun Bin bergegas mengambil tas berisi segala perlengkapan yang dibutuhkan saat Yejin melahirkan. Mereka sudah mempersiapkan segalanya sejak dua minggu lalu. "Ayo kita berangkat ke rumah sakit." perlahan Hyun Bin merangkul pinggang Yejin, membantunya berjalan menuju parkiran mobil.

Selama perjalanan ke rumah sakit Yejin terus melakukan latihan pernapasan, menahan rasa sakit yang tidak kunjung reda. Tiba-tiba saja dia merasakan sesuatu membasahi pakaian dalamnya. Dia merasakan cairan itu menetes membasahi kedua kakinya. Oh Tuhan, air ketubannya pecah. Sementara itu Hyun Bin menghubungi Dokter Lee Ik-Joon dan juga Jung Hoon, satu tangannya menggenggam erat tangan Yejin, berusaha menenangkan istrinya meskipun dia tahu itu tidak akan mengurangi rasa sakit yang dirasakannya. Yejin melirik Hyun Bin yang mengemudikan mobilnya dengan penuh konsentrasi. Sebentar lagi mereka akan tiba di rumah sakit jadi tidak perlu memberitahu Hyun Bin tentang air ketubannya yang sudah pecah. Karena jika Hyun Bin tahu, kecepatan mobil yang saat ini sudah cukup kencang akan bertambah kencang lagi dan itu bisa membahayakan mereka. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk tiba di rumah sakit. Perawat yang sudah menunggu mereka segera membawa Yejin menggunakan kursi roda menuju ruang observasi.

A STORY OF USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang