Coretan - 19 (Kiss and Make Up)

1.7K 95 19
                                    

Hyun Bin dan rekan-rekan sesama artisnya sedang bersiap di ruang ganti pemain, mengenakan seragam baseball yang bertuliskan "The Playboys" di sudut kanan bagian depan dengan nama mereka masing-masing di bagian punggungnya. Ada yang unik dengan nomor punggung para pemain. Mereka masing-masing menggunakan nomor punggung yang disesuaikan dengan usia setiap pemain. Hyun Bin yang memasuki usia 40 tahun mengenakan seragam baseball dengan nomor punggung 40. Awalnya dia ingin menggunakan tanggal lahir Nara sebagai nomor punggungnya tetapi karena sebagian besar pemain memilih untu menggunakan usia mereka daam menentukan nomor punggungnya, maka dia tidak punya pilihan selain menerima keputusan bersama itu.

Pertandingan ini menjadi pertanding pertama bagi Hyun Bin setelah dia menikah. Selain untuk tujuan amal, hal yang membuatnya merasa bersemangat hari ini adalah kehadiran Yejin dan Nara. Mereka, bersama dengan istri dan anak-anak pemain lainnya akan datang untuk menyaksikan pertandingan ini dari tribun khusus yang sudah disiapkan oleh pihak penyelenggara. Jung Hoon masuk ke dalam ruang ganti pemain ketika Hyun Bin sedang mengenakan sepatunya.

"Hyung, Yejin Noona sudah datang. Apa kau mau bertemu mereka sebelum pertandingan dimulai?".

Hyun Bin dan Yejin memang tidak datang bersama-sama ke stadion. Yejin dan Nara berangkat sendiri dari rumah sementara Hyun Bin yang hari itu sibuk dengan pekerjaannya di VAST langsung menuju stadion bersama Jung Hoon dari kantor VAST.

Hyun Bin mengangguk, "Ya, aku akan menemui mereka." Setelah menyampaikan keinginannya kepada pelatih dan kapten tim, Hyun Bin pun bergegas menemui Yejin dan Nara yang berada di ruang tunggu.

"Halo, Sayangku," sapa Hyun Bin dengan senyum manisnya ketika melihat Yejin dan Nara yang saat itu mengenakan seragam baseball versi wanita dari seragamnya sendiri. Berbeda dengan seragam Hyun Bin, pada bagian belakang seragam yang dikenakan Yejin dan Nara hanya tertera nama "HYUN BIN" tanpa nomor punggung. Yejin, tentu, terlihat mempesona seperti biasanya. Meski tampil sporty dengan seragam baseball, celana jeans panjang dan sepatu sneaker, dia tetap tidak kehilangan sisi feminimnya. Sementara Nara, balita mungil itu tampak sangat menggemaskan. Yejin mendandaninya dengan menggunakan sleepers berwarna pink pastel, sepatu bayi model slip on berwarna merah maroon dengan motif polkadot dan tentu saja seragam baseball versi mini yang senada dengan ibunya.

Nara langsung antusias sambil menyuarakan teriakan-teriakan kecilnya yang nyaring begitu melihat ayahnya mendekat. Yejin tertawa kecil melihat kegembiraan Nara bertemu ayahnya sambil berusaha mempererat dekapannya karena Nara mulai aktif bergerak di dalam gendongannya. Nara mencondongkan tubuhnya ke arah Hyun Bin, kedua tangan mungilnya terulur meminta digendong. Hyun Bin mengambil Nara dari gendongan Yejin kemudian mengangkat tubuhnya tinggi-tinggi yang membuat Nara terkikik senang.

"Ini dia si cantik kesayangan Ayah," Hyun Bin mengecup puncak kepala Nara kemudian mendaratkan ciuman singkat di bibir Yejin.

"Kau terlihat cocok mengenakan seragam baseball itu, Sayang."

Yejin tersenyum sambil memperbaiki posisi topi Hyun Bin yang miring karena Nara mencoba melepasnya, "Terima kasih. Kau sudah siap?".

Hyun Bin mengangguk, "Ayo, aku antar kalian ke tribun penonton,".

Yejin terkejut melihat ramainya penonton yang hadir untuk menyaksikan pertandingan ini begitu mereka tiba di tribun penonton. Sorak-sorai penonton menggema, meramaikan suasana pertanding yang sudah dinantikan oleh semua penonton yang hadir. Yejin menggumamkan kata "WOW" saat melihat lautan penonton sementara Nara tampak terkejut melihat keramaian dan teriakan-teriakan yang sangat asing baginya. Dia mengalungkan tangan mungilnya ke leher Hyun Bin lalu mencengkeram seragam baseball ayahnya. Hyun Bin bisa melihat dan merasakan ketakutan yang dirasakan Nara sehingga dia membelai lembut punggung putrinya sambil membisikkan kata-kata manis. Air mata mulai menetes dari mata Nara, tubuhnya bergetar saat tangisannya semakin kencang. 

A STORY OF USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang