Jisoo mulai membuka mata ketika sinar matahari dan kicauan burung mulai mengusik tidurnya, dia bangun dan merasakan ada beban di atas tubuhnya. Dia membuka matanya dan melihat tubuh Jennie di atas nya.
Jisoo tersenyum melihat pemandangan itu dan melakukan yang terbaik untuk menjauhkan Jennie dari dirinya karena tahu bahwa jika Jennie bangun dalam keadaan seperti itu, dia akan malu.
Jisoo mengeluarkan tawa kecil ketika dia melihat tangan gadis itu dengan erat menggenggam baju tidurnya, menahan Jisoo.
"Jendeukie ... lepaskan." Dia berbisik pelan melepaskan tangan gadis itu dari bajunya.
Setelah Jennie melepaskannya, Jisoo menutupi gadis itu dengan selimut dan mencium keningnya sebelum pergi ke kamar mandi untuk mandi.
.
.
.Ketika Jisoo selesai mandi, dia memperhatikan bahwa Jennie belum bangun. Dia melemparkan handuk ke wajah gadis itu.
"Buka matamu!" Jisoo berteriak.
Jennie mengerang keras dan melemparkan handuk ke arahnya. Jisoo mengganti bajunya sebelum merangkak ke tempat tidur di sebelah Jennie.
"Kau tahu terlalu banyak tidur sama buruknya dengan kurang tidur." Jisoo berkata tapi Jennie tidak bergerak dari balik selimut. "Jika kamu tidak bangun sekarang, kamu harus pergi ke kelas dengan pakaian yang sama seperti kemarin. Apa kamu benar-benar ingin melakukannya?"
Tidak ada respon.
"Ahh jinja," rengek Jisoo. "Jika kamu benar-benar akan melakukan itu, police fashion akan mengejarmu. Dan aku harus turun tangan untuk menyelamatkanmu lagi."
Jennie membuka matanya dan menatap Jisoo.
"Oh! Aku tidak tahu ada anak kucing yang tidur di tempat tidurku." Dia mengatakan itu membuat Jennie memukulnya dengan bantal sebelum berlari ke kamar mandi,membuat Jisoo terkekeh.
"Sangat seksi," desahnya.
.
.
."Itu tidak benar." Jennie menggelengkan kepalanya.
"Ya," kata Jisoo sambil menyetir. "Tangan kecilmu memegangi bajuku."
"Tangan ku tidak kecil," kata Jennie.
"Kamu melekat seperti bayi dalam tidurmu." Kata Jisoo.
"Tidak, bukan aku." Jennie mengomel sambil menyilangkan lengan.
"Aish!" Jisoo berteriak memegangi dadanya dengan satu tangan. "Ini terjadi lagi! Ah hatiku!" Dia merengek dramatis membuat Jennie tersenyum.
"Hentikan." Jennie tersenyum sambil memukulnya dengan ringan. "Fokus ke jalan."
"Bagaimana aku bisa fokus ke jalan saat ada malaikat di kursi penumpang ku" Perkataan Jisoo membuat pipi Jennie memerah.
Jisoo berubah serius dan menatap Jennie dengan senyum kecil di wajahnya. "Ku pikir kamu adalah malaikat yang dikirim oleh orang tua ku dari surga." Jisoo berkata, "Aku percaya itu."
"Malaikat apa? Jisoo yah." Jennie berkata malu-malu dengan senyum di wajahnya saat dia memainkan ibu jarinya.
Jisoo tersenyum dan meraih tangannya dengan meletakkannya di konsol. Dia membelai ibu jarinya dengan lembut. "Suatu hari kau akan menyadari Kim Jennie." Dia berkata pelan.
.
.
."Jisoo, Kenapa kamu memesan begitu banyak makanan." Jennie merengek saat pelayan berjalan pergi.
"Apa maksudmu, itu hanya untukku." Kata Jisoo tersenyum padanya.
Jennie terkekeh dan menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu kau akan memakan semuanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
If You (Jensoo)
FanfictionTepat seminggu sejak Jennie mulai memperhatikan gadis itu. Pertama kali dia melihatnya, gadis misterius itu memakai kacamata, membaca buku, dan sesekali menggigit penanya dengan manis. Jennie dan Jisoo sama-sama mahasiswa di universitas YG. Apa yan...