Prolog

2.4K 212 22
                                    

Halo, Semuanya! Aku kembali lagi dengan cerita baru setelah sekian lama hiatus. Sekedar info, cerita ini akan diikutsertakan dalam lomba Wattpadindo Writing Chalange 2020, jadi mohon dukungannya, ya!

Happy Reading^-^

...

Seorang gadis berambut sebahu tengah berjalan dengan santai menyusuri sekolah barunya.

"Ara!"

Dia adalah Nayara Giovanni Rosellia atau yang lebih akrab dikenal Ara. Kepalanya menoleh ke arah tiga orang gadis yang memanggil-manggil namanya.

"Cie ... jadi anak SMA," goda seorang gadis dengan rambut hitam panjangnya yang terurai cantik. Dia adalah salah satu sahabat Ara sejak kecil, namanya Lovyra Zara Aiza, akrab dipanggil Lovy.

Ara terkekeh, "Kalian juga," balasnya seraya menatap ketiga gadis yang sudah menemaninya sejak Taman Kanak-Kanak itu.

Alena Assefa Kenzie yang lebih sering dipanggil Ale atau Asep itu lantas memukul pelan kepala Lovy. "Si Lovy masih SD, Ra. Liat aja kelakuannya kayak bocah padahal yang paling tua."

"Enak aja, Asep!" bantah Lovy tak terima dan dapat dipastikan akan terjadi aksi jambak-jambakan setelahnya.

Yurizka Vega Aquila, gadis terakhir yang juga merupakan sahabat Ara itu hanya bisa menggeleng. "Temen lo gak ada yang normal, Ra."

"Vega juga, dong," sahut Ara sambil memampangkan ekspresi menyebalkannya.

"Y-ya, gue gak termasuk!" Merasa kalah dengan ucapan Ara, Vega lalu mengalihkan atensi gadis itu dengan mencoba melerai pertengkaran Lovy dan Ale.

"Ck, Lovy! Asep! Udah gede juga, masih aja berantem!" decak sebal Vega, ia mendorong tubuh kedua gadis itu dari tengah.

"Hei! Kalian siswa baru? Kenapa belum ke Lapangan?!"

Tiba-tiba dua orang pemuda dengan almamater OSIS datang menghampiri mereka.

"Ganteng," guman Ara saat melihat salah satu pemuda dari dua pemuda itu.

Dia adalah Niko Kelvin Alfaris, Wakil Ketua OSIS SMA Angkasa alias sekolah yang mereka pijak saat ini.

Arkan Chandra Ghifari, sang Ketua OSIS yang berdiri di samping Niko mengangkat sebelah alis, "Kenapa malah pada diem? Sana ke Lapangan!" titahnya saat melihat keempat gadis itu malah mematung di tempat.

"Iya, Kak!" sahut Lovy, Ale, dan Vega serempak. Namun, Ara masih bergeming di tempatnya. Hal tersebut sukses membuat Arkan mengernyit, "Kenapa lo gak jawab?!"

"Ganteng!" pekik Ara yang terkejut dengan pertanyaan tegas Arkan.

Ketiga sahabat Ara hanya bisa menepuk jidat saat melihat tingkah ajaib gadis itu. Sementara itu, Arkan justru tersenyum. Gadis yang lucu, pikirnya.

"Gue?"

Ara dengan polosnya menggeleng, "Kakak yang di sampingnya. Siapa namanya, Kak?"

"Aduh, Ara! Ayo ke Lapangan, nanti telat!" Ale langsung menarik paksa lengan Ara saat melihat aura gelap keluar dari tubuh Arkan.

"Maaf, ya, Kak. Temen saya kayaknya kebanyakan makan gula," timpal Lovy lalu membantu Ale menarik tubuh Ara.

Vega segera membungkuk untuk berpamitan lalu mengikuti langkah ketiga sahabatnya.

Namun, Ara memberontak, "Ish, Ale! Lovy! Ara gak kebanyakan makan gula! Kakak yang itu emang ganteng!" kesalnya yang berusaha melepaskan pegangan Lovy dan Ale dari tangannya, "KAK! NAMANYA SIAPA?"

"Teriak lagi, gue bakar tas pink kesayangan lo!" ancam Vega yang sukses membuat Ara mengatupkan rahangnya rapat-rapat.

You Never Know [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang