Hanya Ingin Dicintai

813 155 7
                                    

Happy reading^-^

...

Vega tersenyum menatap Ara. "Gue rasa, gak ada salahnya kalo gue jujur. Gue suka sama Niko, Ra."

"Se-sejak kapan?"

Ara benar - benar tercengang mendengar pengakuan sahabatnya  itu. Sesak menyerang dadanya, pasokan oksigen seolah berlari dari paru - parunya.

Vega menopang dagunya. "Sejak awal, mungkin." ujarnya dengan sangat santai.

"Lo gila, Ve?" tanya Ale tak percaya saat mendengar nada santai Vega.

Lovy menatap sendu Ara lalu merangkulnya. "Gak mungkin persahabatan kita hancur cuma karena cowok, kan?" lirihnya.

Napas Ara bergemuruh. "Kenapa baru bilang?" suara lemah itu terdengar. "Ara bisa ngalah untuk Vega."

Wajah santai Vega berubah sendu. "Karena gue tau lo bakal ngalah, Ra." ujarnya sambil menggelengkan kepala. "Udah cukup lo mengalah di masa lalu, Ra. Gue gak mau lo ngorbanin kebahagiaan lo lagi, apalagi cuma buat perasaan gue yang masih buram ini."

Ara langsung meluruh ke lantai, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Hiks... Makasih."

"Hua... Vega!" Ale langsung memeluk tubuh Vega dengan erat. "Lo emang bener - bener, ya! Jago banget bikin gue baper."

Vega mendengus sambil melepaskan pelukan Ale dengan paksa. Ia berjalan menghampiri Ara yang masih menangis dalam diam. "Kebahagiaan lo adalah segalanya, Ra. Jangan pernah lepas kebahagiaan lo lagi." ujarnya sambil memeluk Ara.

"Bilang sama kita kalo ada orang yang nyakitin lo."

Ara mengangguk saat merasakan Ale dan Lovy juga ikut memeluknya. "Janji sama kita, bagaimanapun caranya, lo harus bahagia."

"Ara janji." jawab Ara dengan isakannya yang masih tersisa.

Untuk beberapa saat, mereka berpelukan. Hingga satu per satu melepaskan pelukan masing - masing lalu saling melemparkan senyuman.

"Maafin Ara yang selalu ngelarang kalian buat lindungin Ara." ujar Ara sambil menunduk.

Ale mangangguk. "Gak masalah, asal jangan diulangin." jawabnya.

"Dan sekarang, karena lo udah izinin, berarti kita boleh bombardir si Niko sampai sadar?"

Ara tersenyum kala mendengar pertanyaan menggebu - gebu dari Lovy. Gadis itu mengangguk kecil. "Terserah kalian, Ara capek ngurusinnya."

"Kalo gitu, move on aja, Ra. Biar Niko sama gue." canda Vega yang sama sekali tak menimbulkan tawa. Ucapan gadis itu justru mengundang tatapan curiga dari ketiga sahabatnya.

"Lo beneran mau nikung Ara, Ve?" tanya Lovy dengan mata menyipit.

"Nggaklah! Pertanyaan lo sama banget kayak si Nauval, Lov! Lama - lama gue jodohin juga!" sahut Vega dengan nada tidak santai.

Lovy mendelik tak suka. "Najis!" ujarnya sambil menoyor kepala Vega. "Lo juga, tuh! Mirip sama si Gilang yang sering di tuduh mau nikung si Niko!" imbunya.

"Eh! Ogah - ogah! Masa gue disamain sama Abangnya si Ara?! Udah punya Ale, tuh! Valid, no debat!"

"Apaan bawa - bawa gue?!" sergah Ale, tak terima dengan ucapan Vega.

Vega dan Lovy lantas mencibir. "Gak usah jaim lo, Kambing!"

Ara tertawa terbahak - bahak melihat perdebatan kecil itu. "Ya udah, sih! Kalian tuh cocok, tau! Ale sama Kak Gilang, Lovy sama Kak Nauval. Nah, yang terakhir, Vega sama Kak Arkan aja, biar gak jomblo!"

You Never Know [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang