Euphoria Pt.2

633 139 6
                                    

Happy reading^-^

...

Panti Asuhan, itulah tempat Ara dan Niko berada saat ini. Niko tak bisa berhenti tersenyum saat ia melihat Ara tengah asik saling mengejar dengan beberapa anak dari Panti tersebut.

"Bang Niko!"

Niko menoleh saat seseorang memanggilnya dari belakang, ia tak melunturkan senyumannya saat melihat seorang anak laki - laki yang dua tahun lebih muda darinya.

"Apa kabar?" tanya anak itu sambil terduduk di samping Niko.

Niko kembali memperhatikan Ara yang kini terlihat terduduk sambil tertawa. "Gue baik, Van. Lo?"

"Baik, Bang." sahut Vano, anak laki - laki itu. Tatapannya terjatuh pada Ara yang kini berjalan menghampiri mereka. "Cewek lo?"

"Hm." jawab Niko. Ia segera menggenggam tangan Ara saat gadis itu berada dalam jangkauannya. "Udah mainnya?"

"Belum! Adek - Adeknya lagi bawain bola dulu!" sahut Ara sambil menggeleng. "Ini siapa, Kak?" tunjuknya pada Vano.

"Anak pemilik Panti ini."

Ara membulatkan mulutnya. "Halo, Kak. Kenalin, aku Ara!" ujarnya sambil mengulurkan tangan, meminta jabatan tangan Vano. Namun, Niko terlebih dahulu meraih tangan itu. "Namanya Vano dan dia satu tahun lebih muda dari kamu."

"Masa? Kok tinggi?"

"Kamu aja yang pendek."

Vano terkekeh melihat interaksi antara Ara yang polos dan Niko yang datar, lucu saja di matanya. Ia mengenal Niko dengan cukup baik dan ia tak pernah menyangka bahwa gadis polos dan hiperaktif seperti Ara yang berhasil mengambil hati pemuda batu itu.

"Ara masih proses pertumbuhan, tau!"

Niko tersenyum, tangannya bergerak mengelap keringat di dahi Ara. "Iya, yang masih proses pertumbuhan gak boleh capek - capek. Jadi kalo capek, istirahat dulu mainnya."

"Inikan lagi istirahat." Ara mendudukan dirinya di samping Niko. "Oh ya, Kak Niko kok bisa kenal sama Vano? Kan, Kakak gak suka gaul sama bocil - bocil gitu!"

"Tolong beliin pacar lo kaca, Bang." canda Vano.

Niko tertawa pelan. "Iya nanti gue beliin biar sadar."

"Ish! Kok malah bahas kaca?! Jawab!"

"Iya, iya. Jadi, keluarga aku itu donatur terbesar Panti ini dari aku kecil, dan otomatis aku kenal sama Vano."

"Kak Ara, ayo main lagi!"

Tanpa menjawab penjelasan Niko, Ara langsung berlari menghampiri beberapa anak yang sebelumnya bermain dengannya.

"Pacar lo antik, Bang." ujar Vano sambil menatap Ara yang kini mulai asik kembali bermain. "Gue tebak, rencananya kalian pasti kencan, tapi cewek lo malah pengen main ke sini, kan?"

Niko menghela napasnya panjang. "Ya, gitulah. Tapi gue seneng, itu ngebuktiin kalo dia beda. Coba kalo cewek lain, pasti mintanya ke Mall."

"Yah... Diliat sekilaspun udah jelas, pacar lo beda. Pesen gue, jaga perasaannya. Lo tau? Orang yang ceria kayak gitu kalo marah bisa serem banget."

Niko menatap aneh Vano. "Sejak kapan lo jadi pakar cinta?"

"Sejak gue diputusin cinta pertama gue, huhu..." sahut Vano hiperbola. Pemuda itu bangkit lalu menepuk bahu Niko. "Gue pamit dulu, ya? Mau ketemu cinta kedua."

Niko hanya bisa mengelus dada melihat tingkah laku pemuda yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu.

...

You Never Know [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang