Kecewa

845 153 14
                                    

Happy reading^-^

...

Niko menghela napasnya lalu menarik Ara ke dalam pelukannya dengan sekali hentakan. "Peka, Ra. Gue udah suka sama lo."

Ara tersenyum lalu membalas pelukan Niko. "Dan Ara semakin suka sama Kak Niko." sahutnya.

Niko mengeratkan pelukannya lalu menciumi puncak kepala Ara yang menguarkan aroma stroberi. "Jadi, sekarang lo pacar gue." putusnya.

Namun, Ara menggeleng. "Masih belum, Kak. Tolong simpan rasa itu sampai Ara dapat peringkat satu."

Niko sontak mengurai pelukannya. Ia menatap Ara dengan kerutan di dahinya. "Kenapa?"

"Agar mendapatkan sesuatu yang berharga, manusia dianjurkan untuk berusaha." jawab Ara. Tangannya terangkat untuk mengelus lembut kerutan di dahi Niko.

Niko menjatuhkan kepalanya di bahu Ara. "Usaha lo udah cukup." bisiknya lirih.

Lagi - lagi Ara menggeleng. "Kakak itu sangat berharga untuk Ara. Jadi usaha Ara saat ini masih kurang. Setidaknya, biarin Ara nepatin janji untuk jadi peringkat satu di akhir semester ini."

"Gue takut."

Ara mengangkat wajah Niko lalu menatapnya mata sayu pemuda itu. "Ara udah janji untuk selalu di sisi Kakak, jadi apalagi yang bikin Kakak takut?"

"Manusia bisa mengingkari janjinya kapanpun, Ara."

Mendengar ucapan Niko, Ara lantas menarik wajah Niko, menyatukan dahi mereka. "Kakak tau? Orang yang Ara benci adalah orang yang gak bisa nepatin janjinya. Jadi, Kakak bisa pegang janji Ara."

"Dan Ara juga minta Kakak untuk selalu mempercayai Ara, jangan pernah ninggalin Ara, tunggu Ara sampai akhir semester." imbuhnya yang langsung diangguki oleh Niko. "Janji."

"OMAIGAD! KALIAN NGAPAIN?! MAMA...! ARA SAMA NIKO LAGI MACEM - MACEM!"

Ara dan Niko langsung menatap ke arah Gilang yang kini tengah memandangi mereka dengan kedua mata yang membulat sepurna, seolah akan keluar dari tempatnya.

Amanda datang dengan terburu - buru. "Macem - macem apa, Lang? Cuma satu macem, tuh!" ujarnya saat melihat tangan Niko yang melingkar di pinggang Ara.

Mata Gilang semakin membulat. "Ish, Ma! Emangnya Mama gak masalah? Ara, anak perawan Mama satu - satunya dipeluk - peluk makhluk macam si Niko!"

"Peluk doang, Kak!" sergah Ara sambil menatap Gilang tajam. Gadis itu benar - benar kesal karena Gilang mengganggu momen pentingnya bersama Niko.

"Ck. Kamu ini ganggu momen orang aja, Lang. Udah, mending kamu masuk kamar aja, sana! Tidur!"

Amanda segera menarik tangan Gilang untuk kembali masuk ke dalam rumah. Sementar itu, Niko yang sedari tadi hanya diam, kini menatap Ara dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Gilang nginep?" tanyanya dengan nada ragu.

Dengan polosnya Ara mengangguk. "Iya."

Ingin rasanya Niko menanyakan perihal hubungan Ara dan Gilang yang terlihat sangat dekat beberapa hari terakhir, tapi mulutnya terasa sangat kelu hanya untuk mengeluarkan kalimat tanya itu.

...

Pagi ini, Arkan dan Nauval dibuat pusing dengan sikap Niko yang mendadak seing menghela napas dengan keras. Pemuda itu juga akan berujar dengan tidak santai jika diberi pertanyaan.

"Lo kenapa sih, Nik?!" sergah Arkan yang mulai jengah dengan helaan napas Niko.

Niko mendelik tak suka. "Gue napas! Salah?!"

You Never Know [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang