Perasaan

661 158 7
                                    

Happy reading^-^

...

Pagi - pagi sekali, Niko sudah menginjakan kakinya di sekolah. Pemuda itu sengaja karena ia ingin mencari orang yang sudah mengganggu Ara. Ia bahkan menyuruh Arkan untuk menggantikannya menjemput Ara.

Alis Niko mengernyit saat melihat tas Nayra sudah bertengger dengan rapi di bangku gadis itu. Dalam hati, Niko memiliki tuduhan tersendiri untuk gadis yang selalu menjadi pasangannya di Olimpiade itu. Dengan segera Niko berlari menuju kelas Ara.

Langkahnya terhenti saat melihat Nayra keluar dari kelas Ara dengan membawa banyak spidol permanen. "Lo ngapain?" tanya Niko dingin.

Dapat Niko lihat, Nayra terkejut dengan kehadirannya. "Ni-Niko? Lo udah datang?" gugupnya.

"Lo ngapain?"

Namun, hanya dua kata itu yang terlontar dengan dingin dari mulut Niko. Tatapannya tajam, seolah menusuk mata Nayra.

Nayra memandang ke segala arah, mencoba untuk menemukan alasan yang sebenarnya ia yakini akan sia - sia. "Gu-gue..."

"Jujur atau gue gak akan segan sama lo." ancaman dari Niko sukses membuat Nayra menelan kembali kebohongan yang sudah siap ia lontarkan.

"Iya! Seperti dugaan dari otak pintar lo itu, Nik! Gue yang neror Ara, kenapa?! Lo mau marah?!"

"Kenapa?" tanya Niko datar.

Nayra tersenyum sinis. "Lo pintar sekaligus bodoh, Niko!"

Rahang Niko mengeras. Ia maju untuk memojokan Nayra ke tembok. "Gue gak akan peduli lagi. Lebih baik lo enyah dari kehidupan Ara dan jangan ganggu dia lagi." ucap Niko, tajam dan menusuk.

Meskipun terintimidasi, tapi Nayra berusaha membalas tatapan tajam Niko. "Apa lebihnya dia, Niko?!"

Senyuman sinis kini terbit dari wajah Niko. "Dia jelas jauh lebih baik dari lo." ucapnya yang langsung pergi memasuki kelas Ara, membersihkan kekacauan yang dibuat Nayra.

...

Jam istirahat, Ara sudah berada di Kantin sendirian karena teman - temannya sedang menjalani remedial dari ulangan harian Matematika yang sebelumnya mereka kerjakan dengan setengah hati. Ara juga ikut program remedial itu, tapi apa daya? Otaknya terlalu pintar sehingga dapat dengan mudah mengerjakan soal - soal itu.

"Woi, Ra! Ini maksudnya apaan?!" sergah Ale yang tiba - tiba datang dan menyodorkan ponselnya yang menampilkan foto Ara bersama Gilang saat di café kemarin.

Ara memandang wajah kesal Ale. "Ck. Ale, jangan salah paham." decaknya sambil meraih ponsel Ale lalu melihat lebih jelas foto itu.

"Ya, dijelasin dong, Ra. Biar gak salah paham." ucap Vega sambil duduk di samping Ara.

Lovy menarik Ale yang masih berdiri untuk duduk di sampingnya. "Fotonya udah nyebar sampai seantero sekolah, tapi lo masih belum tau, Ra?"

"Hah?! Masa, sih?!" Ara bertanya dengan sangat hebohnya.

Vega mendengus lalu mengambil ponser Ara yang tergeletak di atas meja. "Makanya punya HP itu dipake buat kegiatan positif, jangan cuma dipake buat main game!" tukasnya sambil mengotak - atik ponsel Ara. "Nih," imbuhnya sambil mengembalikan ponsel itu.

Mata Ara membola saat melihat akun instagram sekolahnya juga memposting fotonya dengan Gilang. "Sumpah, deh! Yang motonya gak ada kerjaan banget!" gerutunya.

"Ara jelasin!" ujar Ale setengah berteriak.

Ara terlihat bepikir, bingung dengan cara menjelaskannya. "Gini, intinya, Ara sama Kak Gilang bentar lagi jadi saudara tiri."

You Never Know [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang