Lucky Seven

1.1K 192 27
                                    

Happy Reading^-^

...

"Kak Niko! Ara suka sama Kakak! Ini udah yang keenam kali! Kapan diterimanya, sih?!" Teriakan frustrasi lagi-lagi terdengar dari gadis itu. Dia adalah Ara yang terhitung sudah enam kali menyatakan perasaannya pada Niko, seorang pemuda yang pahitnya tak memiliki perasaan.

"Wah! Seriusan yang keenam kali? Waktu penembakan yang ketiga kali dikasih gelas cantik, gak, Ra?" celetuk Gilang, teman sebangku Niko.

Ara lantas menggeleng, "Boro-boro gelas cantik, diterima aja nggak!" ujarnya dengan bibir mengerucut.

Nauval yang duduk bersama Arkan di depan Niko dan Gilang menatap gadis itu prihatin, "Mending lo sama gue aja, Ra, dari pada sama manusia setengah iblis kayak si Niko."

"Ih, Kak Nauval! Jangan manggil Kak Niko kayak gitu!" bela Ara sambil menatap Nauval tak suka.

Niko menatap lelah gadis itu, "Lo gak capek ganggu gue dari semenjak MOS? Gue aja capek liat tingkah lo."

"Nggak."

"Ck, pergi!"

Pada akhirnya, kesabaran Niko habis. Pemuda itu menatap Ara dengan tajam. Namun, bukan Nayara namanya jika menyerah begitu saja.

Gadis itu tetap berdiri di posisinya tanpa memedulikan tatapan menghakimi dari setiap orang yang ada di sekitarnya. "Nggak mau, Kak, jawab dulu!"

"Gue gak suka sama lo," balas Niko dingin. "Udah gue jawab, sekarang lo pergi! Jangan semakin merendahkan harga diri lo."

Arkan yang melihat perubahan ekspresi Ara lantas menarik lembut tangan gadis itu. "Ra, mending ke kelas, ya? Bentar lagi bel."

Namun, Ara menghempaskan tangan Arkan lalu kembali menatap Niko. "Serendah itu? Serendah itu Ara di mata Kak Niko?" tanyanya, sedikit menuntut.

"Iya."

"Niko emang kayak gitu, jangan dipikirin." Arkan kembali menarik Ara, dan kini gadis itu menurut.

Saat baru sampai di daun pintu kelas XI IPA 1, Ara membalikkan tubuhnya untuk menatap Niko. Hatinya berdenyut kala mendapati Niko asik mengobrol dengan seorang gadis cantik berambut cokelat sepunggung.

Nayra, gadis pintar dan lebih mendekati tipe ideal Niko. Mereka sangat dekat, bisa di bilang, Nayra adalah satu-satunya gadis yang dapat memasuki radar Niko. Niko hanya bisa tertawa saat sedang berbicara dengan ketiga temannya atau Nayra.

"Nik, tugas kelompok mau dikerjain kapan?" tanya Nayra sambil memberikan sebuah buku pada Niko.

Niko menerima buku itu lalu membukanya, "Kapan-kapan."

"Ck, deadline-nya lusa, Bambang! Mau dikerjain kapan? Itu materi udah gue rangkum, tinggal ngerjain tugasnya."

"Wow, Ibu Negara emang rajin, ya?" ledek Gilang seraya merebut buku itu dari tangan Niko lalu membacanya.

Niko kembali merebut buku itu, "Hari ini di rumah gue." Senyuman yang jarang terlihat mengembang di wajahnya, "Bagus, udah lengkap. Tinggal ngerjain contoh soal terus disusun ke Power Point."

Tangan Ara mengepal saat melihat senyuman lembut Niko untuk Nayra. "Kapan senyuman itu Kakak berikan untuk Ara?" gumamnya sebelum berlari meninggalkan Arkan yang hanya menatap punggung gadis itu dengan bingung.

...

"Gimana? Ditolak lagi, kan, Lo?"

Itulah sambutan yang diberikan ketiga sahabat Ara.

"Udah, Ra, nyerah aja! Masih banyak cowok yang mau sama lo," ucap Vega saat melihat wajah masam Ara.

Ara menghela napasnya berat lalu terduduk di bangkunya, tepat di samping Vega. "Ara gak bisa."

You Never Know [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang