Hanya Ingin Dicintai Pt.2

830 163 13
                                    

Happy reading^-^

...

Ara memasuki kelasnya sambil tertawa karena ulah Gilang. Vega dan Lovy yang sudah duduk di bangkunya lantas menatap aneh Ara.

"Kenapa lo?" tanya Lovy dengan nada tidak santai.

Ara tertawa semakin kencang. "Gapapa." jawabnya.

"Lo ketawa sendiri kayak orang gila, Ra." ujar Vega sambil memasang wajah pura - pura takutnya.

Ara duduk di bangkunya. "Ale mana?" tanyanya, mengalihkan pembicaraan.

Kini, giliran Vega dan Lovy yang tertawa dengan kencang membuat Ara menatap aneh kedua sahabatnya itu. "Kenapa?"

"Si Asep lagi ngapelin Pak Imin!" jawab Vega disela - sela tawanya.

"Lo tau gak, Ra? Setelah kemarin remed, si Asep masih aja remed!" timpal Lovy dengan tawa yang semakin kencang saat mengingat wajah masam Ale pagi ini.

Ara lantas ikut tertawa. "Seriusan?"

"Serius, Ra. Anjir, kayaknya kepintaran si Asep ketinggalan di SD!"

Brak...

Tawa ketiga gadis itu terhenti saat pintu kelas mereka dibuka dengan kasar oleh Ale.

"Ck. Kaget gue! Kirain siapa!" decak Lovy.

Vega menatap bingung wajah serius Ale. "Kenapa, Sep? Pak Imin ngapain lo, sampe rusuh gitu?"

Namun, Ale sama sekali tak menjawa. Gadis itu menatap Ara. "Nayra." ucapnya.

Ara mengenyitkan dahinya. "Nayra? Kenapa?"

Ale menarik napasnya dalam, menenangkan napasnya yang bergemuruh akibat berlari. "Nathan sama Nayra lagi ribut di kelas XI IPA 1."

Mendengar ucapan Ale, semua orang di kelas itu lantas segera berhamburan menuju kelas Niko untuk melihat kejadian yang gadis itu ucapkan. Keempat gadis itu sontak mendengus saat melihat para penghuni kelas yang berlari secepat kilat.

"Tukang gosip semua!" cibir Lovy tak suka.

Vega menatap Ara yang terlihat enggan beranjak dari posisinya. "Gimana, Ra?"

Mendadak Ara bangkit. "Kita bantuin Nay." ujarnya sambil berlari menyusul teman - teman kelasnya.

Ketiga sahabat Ara saling bertatapan. "Ya, mau gimanapun si Nayra, Ara tetep sayang sama dia. Itu jelas banget tertulis di muka si Ara." pasrah Vega.

Dengan malas, ketiga gadis itu segera menyusul Ara.

...

"Diem, Val! Lo gak ngerti apa - apa! Lo tau? Kalian tau? Dia adalah anak dari seorang pelacur yang udah ngerusak hubungan orang tua gue. Jadi, apa menurut kalian gue harus diem saat dia hidup bahagia sementara gue menderita?"

Ara terdiam di ambang pintu saat mendengar ucapan Nathan. Pikirannya melambung. Ya, itu memang kesalahan Ibunya, tapi apakah ia harus ikut disalahkan? Lalu, apakah ia tak berhak bahagia? Mengapa orang - orang hanya bisa menyalahkan?

"Gak gini caranya, Than!" ujar Gilang sambil menatap Nathan penuh peringatan.

Tangan Ara mengepal dengan kuat saat melihat Nathan mengeratkan pegangannya pada rambut Nayra membuat gadis itu memekik kesakitan. "Terus gue harus gimana?!"

Gadis itu melangkah dengan cepat lalu melayangkan pukulannya pada wajah Nathan.

Bugh...

"Berhenti berulah, Nathan!"

You Never Know [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang