Semuanya Berakhir

842 151 2
                                    

Happy reading^-^

...

Niko terus memeluk Ara hingga tangisan itu mereda.

"Gue cinta sama lo, Nayara." lirih Niko saat merasakan Ara mulai membalas pelukan sepihaknya.

Ara menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Niko. "Janji sama Ara untuk tidak mengingkari janji Kakak lagi."

"Iya gue janji, maaf karena sebelumnya gue ngecewain lo."

Ara merenggangkan pelukannya, menatap wajah Niko dengan senyumannya. "Ara gak akan pernah bisa marah sama Kakak."

Niko mengangkat sebelah alisnya. Tangan pemuda itu terangkat, menghapus jejak air mata di pipi Ara dengan lembut. "Terus siapa yang waktu itu bilang benci sama gue?"

"Itu..." Ara terlihat berpikir. "Mulut Ara." jawabnya dengan polos.

Cup...

Mata Ara mengedip - ngedip lucu saat Niko mengecup bibirnya sekilas. Tangan gadis itu secara otomatis menyentuh bibirnya.

Niko tersenyum gemas saat melihat wajah terkejut Ara yang sangat polos. "Jangan lucu terus, gue gak kuat liatnya."

"Ish!" Ara memukul lengan Niko dengan brutal. "Itu first kiss Ara, Kak!"

"Gue juga."

Lagi - lagi mata Ara membulat. "Masa?!"

"Gak percaya? Perlu gue cium lagi biar percaya?"

Entah pergi kemana akal Niko saat ini. Yang jelas, Niko hanya ingin bahagia bersama gadis yang telah memberi warna pada hidupnya itu.

Untuk pertama kalinya, Niko tertawa dengan sangat lepas hanya karena melihat wajah seorang gadis yang bersemu akibat ulahnya. Lebih tepatnya, Niko tertawa karena itu adalah Ara. Ara adalah orang pertama yang berhasil membuat Niko tertawa hanya dengan melihat wajahnya.

"Kak Niko, ih!" sebal Ara yang kini mulai merenggut, mencoba menjauh dari Niko yang masih asik melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu.

"Mau kemana?" ledek Niko sambil mengeratkan pelukannya pada pinggang Ara. "Mau gue yang cium atau lo yang cium? Lo aja, deh."

"Kak Niko mesum!"

Niko tersenyum miring. "Lho, kenapa? Bukannya tadi lo cium Gilang? Jadi gak masalah dong, kalo gue minta perlakuan yang sama."

"Ya, kalo Kak Gilang beda lagi!" sahut Ara menggebu - gebu.

Seketika Niko melepaskan pelukannya. "Oh? Jadi hubungan lo sama Gilang udah valid, gitu?"

"Iyalah!"

Ara tersenyum penuh kemenangan saat melihat ekspresi kesal Niko. "Cie... Cemburu!"

Niko memalingkan wajahnya. "Mana ada!"

Tanpa pikir panjang, Ara langsung menubrukan tubuhnya ke tubuh Niko, memeluk pemuda itu dengan sangat erat. "Jangan cemburu. Hati Ara cuma buat Kak Niko." ujarnya sambil mengecup pipi Niko.

Ara benar - benar kehilangan kata - katanya saat melihat Niko mengerucutkan bibirnya dengan lucu. "Bukan di situ, tapi di sini!" rengek pemuda itu sambil menunjuk bibirnya.

Puk...

Ara memukul pelan bibir Niko. "Gak boleh! Ara masih di bawah umur!"

"Oh, berarti kalo udah cukup umur, boleh?" goda Niko dengan alis yang dinaik turunkan.

Ara memutar kedua bola matanya. "Nikah dulu, atuh!"

"Gue sih, ayo - ayo aja."

"AAAA, KAK NIKO KENAPA, SIH?!"

You Never Know [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang