Hallo makhluk bumi🖐met baca semua.
Jan lupa vote dan comment yaa:)(ㅅ˙³˙)♡
Hari ini adalah weekend. Sejak insiden dimana Orang tua Caca izin padanya ke Jerman karna ada suatu masalah di perusahaan nya disana. Caca malam itu juga memaksa pada sang kekasih agar menginap di apartemen cowo itu.
Flashback on
Caca masih terisak, dipangkuan Revan dengan tangan mungilnya yang melingkar indah di leher cowo itu. Dan dibalas sapuan lembut pada punggung gadisnya.
"Udah cup jangan nangis. Lebay ih." Ucap Revan menenangkan Caca
Tapi bukannya tenang, Caca malah tambah terisak.
"Hiks hiks ta- tapi Caca se- sedih tau. Huwaaaaa" Balas Caca dengan teriakannya.
"Kan ada gua. Orang tua lo cuma pergi dua minggu ca."
"Tapi kan te- tetep aja! Entar yang siapa yang nyiapin ma- makan buat Caca? Yang ngelus ngelus Caca ka- kalo gada kak Re- Revan?"
"Cup. Udah udah berhenti nangisnya. Tuh matanya aja udah merah. Kan lo 24 jam sama gua. Jadi ga perlu ada yang di takutin ca."
"Ta- tapi kak Re- Revan gak boleh ninggalin ca- Caca."
"Iya iya." Balas Revan dengan mengelap hidung Caca yang terdapat ingusnya itu tanpa rasa jijik dengan tissue yang berada di dekatnya. Mengelap pelan dengan penuh perhatian.
"Kalo ingus aja masih gua yang bersihin jan sok keras deh." Lanjutnya pada sang gadis.
"Hehe."
Flashback off.
Saat ini mereka berdua masih berada di satu ranjang. Dengan Revan yang sedang bersandar di headboard sambil memainkan game di ponselnya, dengan Caca yang masih mengumpulkan nyawanya untuk terbangun.
Setelah beberapa saat nyawa Caca telah terkumpul ia pun memperhatikan wajah sang pacar dari bawah.
Jika dilihat lihat, kadar ketampanan kekasihnya itu seperti bertambah berkali kali lipat.
"Kak Revan kok ganteng sih?"
"Emang lo pengen kalo gua jelek?" Jawabnya dengan masih terfokus pada layar game di ponselnya.
"Hehe, ngga mau lah."
"Yaudah."
"Emmhh." Gumam Caca dengan mendusel duselkan hidunnya di perut kotak kotak milik Revan yang kaosnya sengaja Caca sibak sedikit. Beserta kedua tangannya yang melingkar manja di pinggang cowo itu.
"Jangan gitu Ca. Gua tegang nih." Ucap Revan seraya mengelus lembut surai hitam gadisnya.
"Apanya sih yang tegang? Ini enak tauuu."
"Enak di elo gak enak di gua tolol."
"Ih Caca engga tolol tau."
"Terserah Ca terserah. Awas gua mau ke kamar mandi." Balasnya dengan menyingkirkan tangan Caca yang melilit erat pinggangnya itu.
"Mau ngapain? Caca lagi enak enak kek gini ih."
"Awas gua mo main sabun."
"Ikutttt." Rengek gadis itu.
Tak taukah Caca? Kalo cowo sudah main sabun berarti ada yang sedang tidak beres.
"Kalo udah sah aja ya ta, entar baru boleh ikut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan & Caca
Teen Fiction"kak Revan gendong." "gak, lo punya kaki." "ih kaki caca sakit tauu." "emang sakit kenapa?" "kelamaan bobo jadi kaki Caca sakit katanya mager buat jalan. Ayoo gendong buruan." "Gaje bet sihhh. Lagian lo berat tau." "Maunya di gendong titik." Kesal...