"Ayok Ca masuk ke bus!" Ajak Jane yang di angguki oleh Caca.
"Talitha sama Najwa mana?"
"Udah disana."
Saat ini adalah hari keberangkatan mereka untuk camping. Banyak yang ikut dalam acara ini, tapi tak sedikit pula yang tidak mengikutinya.
Caca dan teman temannya yang lain pun mulai memasuki bus sesuai dengan yang sudah diatur. Mendaratkan tubuhnya di kursi dengan Jane yang duduk di depannya bersama Talitha. Sedangkan Najwa ada di bus sebelah.
Setiap bus akan terisi oleh beberapa OSIS untuk memantau keadaan.
Ketika Caca sedang menatap bersandar di jendela sembari fokus bermain game memasak di ponsel miliknya. Tiba tiba ada yang duduk disampingnya.
Mengusik keasikannya saat berdugem di dunia game.
Caca menatap orang itu dan langsung memeluknya. "Kak Revan kok disini? Katanya engga satu bus sama Caca." Tanya pelan dengan mendusel duselkan hidung nya di leher sang kekasih.
Revan tersenyum tipis. Sangat tipis malah, ia mengelus punggung gadis itu.
"Emang lo rela gua ga satu bus sama elo?"
Caca mendongak ke atas, menatap wajah pacarnya dengan tak santainya. "Ya enggak lah. Kak Revan pertanyaan nya gak bermutu ih." Dengus Caca.
"Iya iya, gausah ngambek." Ucap Revan dan mengelus pipi gembul gadisnya.
Bus sudah berjalan hampir 15 menitan. Di dalam bus itu sangat ramai. Karna ada beberapa orang kocak dengan joke recehnya yang membuat penumpang bus itu tertawa.
"Kak Revan, Caca ngantuk." Ucapnya sambil menggigit jari jari Revan. Pertanda jika gadis itu bosan.
"Tidur." Balasnya singkat.
"Boleh nyandar gak?"
Caca menatap kekasihnya itu, dengan mengedip ngedipkan matanya. Yang menambah kesan cute pada diri gadis itu.
Revan tak langsung menjawab ia hanya mengarahkan kepala Caca untuk menyandarkan di dadanya.
"Gak usah ijin. Tubuh gua cuma milik lo seorang."
Caca tersenyum mendapatkan perlakuan itu. Hatinya sangat berbunga bunga. Dan perutnya seperti ada kupu kupu yang beterbangan.
Walaupun Revan terkadang dingin, tapi perlakuan dan ucapan manisnya kerap kali Caca dapatkan dari cowo itu.
"Mau dengerin musik?" Tanya Revan yang di angguki Caca.
Dengan segera ia mengambil AirPods miliknya dari saku. kemudian memasangkan di telinga kiri Caca dan satunya lagi di telinga kanan Revan.
"Tidur yaa." Ucap Revan sembari mengelus lembut rambut Caca.
Hingga sekitar satu setengah jam bus mereka berhenti untuk beristirahat sejenak. Para siswa siswi pun banyak yang keluar menghirup udara segar.
Revan berusah membangunkan gadisnya. "Bangun Ca, makan dulu." Ucapnya dengan mengelus pipi kekasihnya itu. Tapi tak ada respon darinya.
"Heyy, bangunn."
"Emmh." Gumamnya malah semakin mengeratkan pelukannya pada Revan.
"Bangun dulu, makan."
Dengan susah payah Revan merubah posisi Caca menjadi duduk normal di sandarkan pada kursi. Tetapi gadis itu masih menutup matanya. Enggan untuk di buka.
Revan mengambil tasnya yang berisi tiga buah sandwich buatannya. Dan tak lupa dengan minuman susu full cream kesukaan gadis itu.
"Matanya buka dulu coba." Ucap Revan seraya menepuk nepuk pipi Caca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan & Caca
Teen Fiction"kak Revan gendong." "gak, lo punya kaki." "ih kaki caca sakit tauu." "emang sakit kenapa?" "kelamaan bobo jadi kaki Caca sakit katanya mager buat jalan. Ayoo gendong buruan." "Gaje bet sihhh. Lagian lo berat tau." "Maunya di gendong titik." Kesal...