"Boss si Gaber udah ngirim SMS nih. Katanya mereka lagi otw kesini." Ucap Xavier melapor.
Revan yang sedang duduk di sebuah bangku lusuh hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Yaelah hari gini masih pake SMS." Ujar Kevin menanggapi.
"Masih untung pake SMS, dari pada pake surat."
Saat ini mereka tengah berada di sebuah gedung tua dengan lapangan yang sangat luas di sisinya. Masih ingat dengan gedung penyekapan Cecil? Nah itu tempatnya.
Di hari yang sudah mulai gelap ini, mereka telah siap untuk melakukan WAR.
Iya, WAR dengan komplotan geng yang sudah lama menjadi musuh bebuyutan mereka.
Jumlah mereka pun hanya berkisar 50 orang karena Revan yang memintanya. Entah apa alasannya. Tapi Revan enggan untuk mengerahkan seluruh anggota geng ini, yang pasti jika mereka kewalahan yang lain pasti akan datang.
Hingga di tengah keheningan, suara deruan motor terdengar dari luar.
Sudah dipastikan jika itu adalah geng Gacor.
Mereka keluar dari gedung menuju lapangan. Berhadapan dengan Geng Gacor yang ada di depan mereka.
Aura aura panas kini menyelimuti di tengah dinginnya malam berhiaskan awan yang tak terlihat.
Mata mereka saling beradu tatap. Suasana yang tercipta pun sangat mencekram.
"Hai." Sapa Revan.
Bara, ketua geng itu menaikkan alisnya sebelah. "Cuih. Gausah basa basi lo." Katanya.
"Gua gak basa basi cuma sekedar nyapa, kita udah lama gak ketemu kan?"
"Kangen lo sama gua? Haha." Ucapnya dengan penuh kesombongan. Membuat anak anak TBL ingin muntah sekarang juga.
Gleen mendelik tak percaya. "WTF! Kangen kok sama anjing. Gak level iyuwh."
Bara memutar bola matanya malas berdecih. "Btw tumben ngajak duluan? Punya nyali juga ternyata."
"Bukannya yang mulai.. lo duluan?" Ucap Revan tajam.
Bara tersenyum. Ia maksud dengan perkataan cowo itu. Ternyata gadis itu memang ada hubungan spesial dengan cowo ini.
Flashback on
Bara dan teman temannya mendengar kabar bahwa SMA Tunas Bangsa akan melakukan Camping. Sebuah informasi yang dia dapatkan langung dari salah seorang anak SMA itu.
Mereka hanya ingin bermain main sedikit. Berharap mendapat keuntungan dari apa yang mereka lakukan.
"Kalian berdua lakuin apa yang gua suruh. Sapa tau kita dapet sesuatu. Minimal satu orang lah kalau bisa." Ucap Bara.
"Oghey siapp ma bos." Jawab Rizki.
Setelah mencari tau tentang seluk beluk acara tersebut dari teman nya yang bersekolah di SMA Tunas Bangsa, Angga dan Rizki pun bergegas kesana.
Sebisa mungkin untuk bermain dengan aman. Dan tidak mencurigakan jika ada anak yang melihat mereka.
Angga dan Rizki melaksanakan tugasnya, membelokkan salah satu arah panah yang ada di area perkemahan.
Semoga kegabutannya itu berhasil memperoleh mangsa. Dan membuat bos nya bangga tentunya.
Misi ini sebenarnya adalah keisengan belaka. Karna arah panah yang mereka belokkan adalah arah yang sangat jarang di lalui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan & Caca
Teen Fiction"kak Revan gendong." "gak, lo punya kaki." "ih kaki caca sakit tauu." "emang sakit kenapa?" "kelamaan bobo jadi kaki Caca sakit katanya mager buat jalan. Ayoo gendong buruan." "Gaje bet sihhh. Lagian lo berat tau." "Maunya di gendong titik." Kesal...