part 15

4.6K 346 45
                                    

Saat ini Revan tengah berada di Rumah Sakit. Setelah menemukan gadisnya terjatuh tak sadarkan diri. Hatinya hancur berkeping - keping melihat hal itu.

Ia menyandarkan dirinya di tembok rumah sakit dengan menutup matanya. Menunggu dokter keluar. Berharap mendapat kabar baik.

"Gimana keadaan anak bunda?!" Tanya bunda Caca yang baru datang kepada Revan.

Revan menggeleng lemah. Matanya tak kuasa membendung genangan air yang kian bertambah.

Sekuat kuatnya cowok itu. Jika sudah terjadi sesuatu pada gadisnya maka dirinya akan menjadi seseorang yang paling lemah, tak berdaya.

"Ini salah Revan bund." Ucapnya lirih masih dengan air mata yang terus mengalir.

"Tidak nak, ini musibah. Ini bukan salah kamu." Ujar bunda Caca menangkan hati Revan.

"Revan disini gak salah kok. Mungkin Allah sedang menguji kita." Kata Ayah yang baru saja datang dari luar kota. Karna mendapat berita yang mengejutkan ini.

Revan pasrah, dirinya masih teringat dengan kejadian tadi.

Flashback on

"Cacaaaa, lo dimanaaa?!" Teriak Revan memanggil gadis itu, walau tak kunjung mendapat sautan.

Teman teman Revan pun juga melakukan hal yang sama. Mereka berpencar mencari gadia itu dan berteriak memanggil namanya.

Revan bersama orang suruhannya terus menyusuri hutan.

Tiba tiba iya menginjak sebuah ponsel.

Ponsel milik dirinya yang sengaja di bawa oleh Caca.

Revan menggeram, meremas kuat ponsel IPhone keluaran terbaru itu lalu membantingnya dengan sangat keras.

"Lo semua mencar! Caca ada di sekitaran sini!!." Bentak Revan pada orang orang suruhannya.

Revan pun terus berjalan, hingga dia menemukan seorang gadis yang terbaring tak sadarkan diri.

Ia melihat Cacanya.

Yang kini keadaan gadis itu sudah mengenaskan. Kepalaku sedikit bersimbah darah karena benturan yang terjadi. Membuat Revan yang melihatnya seketika syok. Ikut merasakan sakit.

Tanpa banyak kata, Revan kemudian segera menggendong Caca, berjalan keluar dari hutan ini. Ia sangat kecewa pada dirinya sendiri, karna tak bisa mengontrol ke emosiannya tadi.

Andai saja tadi ia menuruti kemauan gadisnya, mungkin kejadiannya tak akan seperti ini.

"Bertahan ya Caa."

Flashback off.

Kejadian yang sangat terngiang ngiang di otak kecilnya. Membuat pikirannya kacau.

Dan kemudian datanglah teman teman Revan.

Kevin membisikkan sesuatu pada Revan. Seketika raut wajahnya berubah memerah. Dan tangannya mengepal dengan rahang yang mengeras.

"Lo yang sabar Van." Kata Chimon.

"Yang kuat dong! Caca bukan cewe lemah, dia pasti bisa ngelewati masa kritisnya kok!" Ucap Xavier.

Revan menutup matanya sejenak. Mengosongkan segala pikiran negatif yang ada di otaknya.

Gleen menepuk pundak Revan. "Ikan hiu makan terong. Be strong!" Ujarnya mencairkan ketegangan suasana saat ini.

"Sekarang mending lo makan, ikutin perintah tante Lita tadi. Kalo lo sakit juga, entar yang bakal jaga Caca siapa?" Lanjut Gleen yang di setujui mereka semua.

Revan & CacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang