"Hai Janeee!! Caca kangennnn." Ucapnya sembari memeluk erat sahabatnya itu.
"Lebay." Jawabnya.
Caca menatap tajam mata Jane. "B aja tolong itu mata Ca."
Saat ini mereka masih berada di depan kelas ketika jam menunjukan pukul 6.35. Caca terpaksa berangkat pagi karna pacarnya ada keperluan. Ia hanya ingin jika Revan lah yang mengantarkannya.
"Emang Jane engga kangen sama Caca." Ucap Caca dengan bersidakep dada.
"Engga-
"Jane kok ja-
"Tapi bo'ong! Gua kangen lo juga kok!" Ujarnya dengan memeluk Caca.
Mereka tersenyum, kemudian Caca menangkup pipi Jane, yang langsung di cegah oleh gadis itu.
"Gua masih waras Ca. Lu kalo mo belok izin dulu sama Revan." Katanya seraya berjalan masuk ke dalam kelas.
Caca mematung di tempat, ia tidak maksud dengan apa yang Jane ucapkan. Dan mengangkat bahunya acuh.
"Belok? Caca gak mudeng."
Caca pun melangkahkan kakinya ke kelas, menyusul sahabat nya itu. Sampai dikelas ia pun mendudukkan dirinya di sebelah Jane
Dan ternyata ada Najwa dan Talitha yang baru juga sampai di kelas.
"Huwaaa temen gua udah masuk sekolah dong." Kata Najwa yang membuat beberapa pasang mata di kelas itu menatapnya aneh.
"Hehe, piece. Santuy santuy."
"Kangen Caca." Ujar Talitha sembari memeluk.
Waktu di rumah sakit teman teman Caca sempat menjenguknya beberapa kali. Tapi mereka tak sebebas memeluk Caca seperti saat ini.
"Udah ih udah. Bentar lagi ada guru tuh." Ucap Caca.
"Iya tau kok tau, pelukan kita mah gak se enak pelukan kak Revan." Goda Najwa.
"Hussstt. Najwa kok jujur banget sih."
Mereka bertiga menghela nafasnya berat. "Iya Caca iya!."
Tak terasa, bell istirahat pun berbunyi. Caca beserta teman temannya semangat untuk menyantap makanan demi menghidupi cacing cacing diperut mereka.
Kemudian mereka memilih tempat duduk, dan makan setelah pesanan mereka datang.
Di tengah keasyikan mereka Jane melihat sesuatu.
"Itu kak Revan sama siapa Ca?." Tanya Jane saat melihat pacar temannya tengah bersama seorang wanita cantik.
"Itu anak baru Jir, gosip dari anak sebelah. Gak nyangka, Cantik juga gile." Ujar Talitha.
Caca menoleh untuk melihat, dan setelah itu tersedak dengan makanannya. Buru buru Najwa yang paling dekat dengannya memberikan air minum.
"Caca ke toilet bentar ya."
Teman teman Caca mengerti, jika gadis itu pasti akan menangis. "Mau ditemenin?" Tawar Jane, yang mendapat gelengan dari gadis itu.
Caca beranjak, lalu berjalan dengan sengaja melewati Revan dan gadis itu. Revan pun menyadari jika hal ini akan menjadi masalah.
"Ish Caca sebell!!"
"Sebell banget sama kak Revan!!"
"Kok selingkuh sih!"
"Awas aja nanti!"
Gerutunya di sepanjang jalan.
Sampai di toilet gadis itu membasuh mukanya, dan mengusap air mata yang tiba tiba mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan & Caca
Teen Fiction"kak Revan gendong." "gak, lo punya kaki." "ih kaki caca sakit tauu." "emang sakit kenapa?" "kelamaan bobo jadi kaki Caca sakit katanya mager buat jalan. Ayoo gendong buruan." "Gaje bet sihhh. Lagian lo berat tau." "Maunya di gendong titik." Kesal...