Hallo para human 🖐 met baca semua.
Jan lupa vote dan comment yaa:)(ㅅ˙³˙)♡
"Hiks Kak Revan ja- jangan marahhh. Caca ka- kan engga tau hiks- hiks"
"Sana main aja sama temen temen lo. Gak peduli gua."
"Ka- kak Re- Revan jangan gi- gitu ih. Hiks. "
Caca sedari tadi menangis setelah bangun dari tidurnya dan mendapati dirinya sedang berada di kamar sang kekasih.
Ia teringat saat kejadian tadi malam, saat ia terasa nge fly setelah meminum minuman anggur itu. Namun tak ingat satupun kejadian setelahnya.
Kini ia merengek rengek pada Revan agar bisa di maafkan.
"Caca minta maappp. Caca kan gatau apa apa huwaaa."
Revan tak bergeming, ia masih fokus pada layar laptop di depannya saat ini. Biarlah gadisnya berusaha dan menjadikan peristiwa itu sebagai pembelajaran bagi dirinya.
"Hiks, kak Revan ja- jangan diem ajaaaa. Caca ta- takut hikss."
"Kak Revannnnn." Rewel Caca dengan menggoyang goyangkan lengan Revan yang ia peluk erat.
"Kenapa bo'ong." Tanya Revan dengan nada dinginnya.
"Ca- Caca takut ga- gak di ijinin." Cicitnya dengan ketakutan.
"Coba kalo bilang baik baik. Pasti gua temenin, ngga kek kemaren. Lagian temen lo tuh masih terbilang baru. Kita gatau mereka bisa di percaya atau engga. Kalo kemaren terjadi apa apa sama lo gimana?"
"Ma- maafin Caca hiks."
"Gua laporin ke orang tua lo Ca."
"Jangannn huwaaaaaa." Teriaknya kencang.
"Berisik ih. Nih ya Caa, kalo lo mau sesuatu itu bilang. Jangan ulangi kejadian kek kemaren. Kalo lo kenapa napa gua juga yang repot Cacaaa. Gua khawatir tau gak sama lo." Ucap Revan dengan menangkup pipi gembul sang kekasih. Mengusap usap lembut dengan tatapan khawatirnya.
Membawa Caca ke dalam dekapannya. Menyalurkan kehangatan pada kekasih nya. Caca yang selama ini ia jaga dan ia sayangi. Bak seorang suami pada istrinya tak mungkin ia rela jika terjadi apa apa padanya.
"Gua Cinta sama lo. Dan gua gamau terjadi apa apa sama lo Ca. Cukup gua yang rusak. Lo jangan." Ucapnya parau. Menandakan sebuah ketulusan hati.
"Hiks Caca minta maaf. Caca janji ngga akan ngulangi lagi kok." Isaknya pelan.
Revan kembali menangkup pipi itu. Dan menghapus lembut air mata yang terus menerus keluar. Mengecup kedua mata gadisnya.
Dan kemudian bibir kenyal pink kemerahan itu menyatu. Lama terdiam, lumatan lumatan kecil mulai berjalan.
Hingga Caca mulai kehabisan nafas, Revan pun berhenti. Menatap penuh cinta pada kekasihnya. Mengusap lembut pada bibir yang barusan ia rasakan.
"Manis."
"Ih kak Revan! Caca maluuuu."
"Biasanya juga malu maluin."
"Kak Revan mah gituuu." Ucapnya sembari menutup wajah manis itu dengan kedua telapak tangannya.
Revan terkikik geli melihat gadisnya. Dan menyuruhnya untuk sarapan di meja makan.
"Hari ini ngga sekolah kak?" Tanya Caca sembari berjalan dengan lengannya yang memeluk lengan Revan erat.
"Sana kalo mau sekolah. Gua si mending bolos." Jawabnya dingin.
"Jangan dingin dinginn ih bilangnya, Caca ngga suka." Ucap Caca dengan wajah imutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan & Caca
Teen Fiction"kak Revan gendong." "gak, lo punya kaki." "ih kaki caca sakit tauu." "emang sakit kenapa?" "kelamaan bobo jadi kaki Caca sakit katanya mager buat jalan. Ayoo gendong buruan." "Gaje bet sihhh. Lagian lo berat tau." "Maunya di gendong titik." Kesal...