part 20

6.8K 476 117
                                    

"Engggh."

Caca terusik kala sinar mentari menyilaukan dirinya. Mengganggu mimpi indah yang sedang ia rasakan. Gadis itu pun menaikkan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Tak lama ceklekan pintu terdengar, dan muncullah sosok cowo tampan membawa keresek berisi bubur ayam ditangannya.

Dirinya tak habis fikir, sungguh kebo sekali gadis nya itu. sampai sampai matahari yang silaunya sangat memanjakan mata tak bisa membuat Cacanya terbangun.

Ia menaruh makanannya diatas nakas, lalu mendekat ke arah kasur dan duduk di pinggirannya. Membuka selimut yang menutupi wajah cute gadisnya.

mengelus elus pipi Caca dengan lembut. "Sayang banget gua ama lu Ca. Apalagi lu juga sayang balik ama gua." Ucapnya penuh dengan ketulusan.

Caca yang sedikit terusik kemudian menggenggam tangan Revan yang berada di pipinya.

Membawanya ke dalam cerukan lehernya. "Emmgh, tangan kak Revan wangi! Caca suka."gumamnya yang masih terdengar jelas di telinga Revan membuat cowo itu tersenyum.

"Bagian tubuh mana sih yang gak lo suka dari gua, wkwk." Ucapnya dalam hati.

Revan menepuk pipi caca dengan satu tangannya. "Bangun, udah siang jam 10 tuhh."

"Masih ngantuk tauuu. Caca kan baru tidur habis subuh."

"Salah siapa?"

"Kak Revan."

"Dih kok gitu?"

"Kak Revan mainnya curang! Caca sampe kegoda ihhh."

"Salah siapa imannya ga kebal."

"Kak Revann malesin! Caca gak like."

"Cieee yang semalem sampe nangis nangiss." Goda Revan.

"Ish Jan dingetinn!."

"Mampus gak tuhh, husbunya sekarat."

"Tuhh kann diingetin lagiii!! Caca gak mau temanan sama kak Revan!." Katanya yang sudah mulai kesal dengan cowonya itu.

"Iya gapapa gak temenan, kita kan udah pacaran." Jawabannya santai membuat Caca hanya memutar bola matanya malas. Nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya membuatnya enggan meneruskan perdebatan menyebalkan ini.

"Kalah gak tuh?!."

"Au ah."

"Yauda sii, sekarang sana cuci muka dulu."

"Emm bentarr, ." Ucapnya sambil memeluk Revan dari samping. Menenggelamkan wajah cantiknya di perut sang kekasih yang sedang duduk pinggiran ranjang itu.

"Gua tanpa lo, lemah Ca." Ujar Revan lirih.

"Ha?"

"Gak lupain aja. Mandi terus makan, gua udh beli bubur ayam kesukaan lo."

"Iya iya, gausah bawel." Kata Caca sambil beranjak menuju kamar mandi. Revan menggeleng gelengkan kepalanya. Ia seperti seorang ayah yang mengurus putrinya.

"Gua bawel cuma ke Lo doang Ca.."

Selesai makan, setelah menunggu gadisnya mandi hingga berpuluh puluh menit, ia pun beranjak.

"Kak Revan mau kemana?" Ucapnya dengan mencekal pergelangan tangan Revan.

Revan yang gemas itu pun mencubit pipi Caca "Lo gak liat di sekeliling lo?" Katanya membuat Caca mengedarkan pandangan ke seluruh kamar ini.  Dan memang cukup berantakan.

Bungkus snack dimana mana, tissue berceceran, dan juga botol susu yang tergeletak sembarangan.

Caca menyengir ke Revan. "Hehe maapinn."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revan & CacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang