5. Suara Familiar I

1K 196 92
                                    

Asing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asing.

Satu kata itulah yang pertama kali terlintas di benak Kim Na Eun saat kedua netranya terbuka lebar dan menyapu pandang ke seluruh penjuru ruangan. Ruangan kamar yang didominasi dengan warna cokelat berpadu cream juga terkesan mewah itu membuat kepalanya kembali didera rasa pening karena terlalu berpikir keras. Kamar mewah ini milik siapa?

Selain itu tubuhnya juga tertutupi selimut super tebal yang membuatnya merasa hangat dan nyaman. Dia benar-benar bingung dengan situasi ini, ingatan terakhirnya hanya sebatas pada saat dirinya dirampok taksi semalam. Semua barang-barangnya ada disana tanpa ada satu pun yang dia bawa bersamanya kecuali baju yang melekat di badannya.

Sebelah tangannya memegang kepalanya yang berdenyut sakit. Kesadaran yang masih tipis membuat kerja di otaknya melamban. Na Eun belum bisa berpikir apapun selain pertanyaan kenapa dia bisa ada di tempat asing ini. Malah kali ini dia menundukkan kepalanya, terisak. Dia menenggelamkan wajahnya di dalam bantal lalu menangis sejadi-jadinya disana.

Ini terlalu mendadak. Na Eun tak tahu harus bagaimana. Dia bahkan hampir putus asa mengingat tak ada satu pun orang yang dikenalinya disini. Dia tak bisa menjamin untuk bisa bertemu dengan Lee Jun Ho. Karena dimana hotelnya pun dia tak tahu. Ah bukan itu yang terpenting untuk saat ini, dimana dia berada kini saja, dia tidak tahu.

Dan semua ketidaktahuannya itu terjawab saat seseorang yang juga asing untuknya kini tiba-tiba masuk ke ruangan itu seraya membawa mesin penghangat dan menyalakannya di pojok dekat tempat tidur. Seorang lelaki berwajah datar dan serius itu terlihat mondar mandir sebelum akhirnya duduk menghampirinya dan memberinya secangkir teh lemon hangat.

 Seorang lelaki berwajah datar dan serius itu terlihat mondar mandir sebelum akhirnya duduk menghampirinya dan memberinya secangkir teh lemon hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini minum dulu," ujarnya kemudian mendudukkan diri disisi nya.

"Ini akan membantu menghangatkan tubuhmu dan menyegarkan pikiranmu." Tambahnya tanpa sedikit pun menatap Na Eun.

Dengan ragu, Na Eun mengambil alih cangkir itu dan mendekatkannya pada mulutnya seraya berpikir keras. Dan satu ingatan pun melintas di kepalanya lagi,

"Kau gila huh? Kenapa berjalan ditengah jalan? Kau mau mati?!"

"Chogiyeo?"

"Hei kau baik-baik saja kan?"

From Bali to ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang