15. Cara Untuk Menjauhimu

1K 200 125
                                    

Hampir 4000 words gengss jangan gumoh yaa 😆

Para Staff agensi, juga para idol dan trainee seluruhnya sudah berkumpul di lantai paling bawah untuk menyambut kedatangan Sajangnim mereka yang baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para Staff agensi, juga para idol dan trainee seluruhnya sudah berkumpul di lantai paling bawah untuk menyambut kedatangan Sajangnim mereka yang baru. Tak terkecuali Lee Jun Ho, dengan tatap penuh sebalnya, dia menunggu sambil memainkan ponsel di tangannya, sesekali melempar-lemparkannya ke udara.

"Haish! Memangnya siapa dia sampai harus disambut seperti ini?" Dengusnya.

"Sssttt! Pelankan suaramu, Jun Ho! Mereka semua bisa mendengarmu."

"Ckk! Aku berbicara memang untuk didengar."

"Dia Sajangnim mu Jun Ho, setidaknya kau harus tetap menghormati dia sebagai itu. Meskipun dia temanmu."

"Teman? Maksudmu? Eun Seop-a, kau benar-benar mengajakku berkelahi kalau begini caranya!"

"Mantan teman, maksudku." Ralat Eun Seop.

Jun Ho akhirnya bungkam dengan kekesalan yang memenuhi hatinya. Ditambah lagi kehampaan dan kegelisahan ihwal kejadian kemarin masih bersisa disana, semakin membuat napasnya kian menyesak. Na Eun betul-betul tak mau berbicara lagi padanya.

Terbukti karena di sepanjang perjalanan dari Busan ke Seoul kemarin, wanita itu sama sekali tak menggubris kalimat yang dia suarakan. Bahkan ketika dirinya mengucapkan terima kasih saat Na Eun mengantarnya sampai ke apartemen.

'Haish! Usahaku mendekatinya menjadi sia-sia karena satu pertanyaan bodoh itu!' Kesalnya dalam hati.

Napasnya terhembus kasar, sedang kedua matanya menilik satu persatu orang yang hadir disana.

'Kemana dia? Kenapa belum terlihat juga?'

"Kau coba hubungi Kim Na Eun lagi, Ro Woon. Jangan sampai dia terlambat di hari yang penting ini." Ujar Minho berbisik pada si empunya telinga.

Setelah mengangguk, Ro Woon merogoh ponsel di saku celananya kemudian segera melakukan panggilan suara pada kontak bernama, Na Eun Nuna.

Seraya menunggu kabar, Choi Minho menatapi Rolexnya dengan raut gelisah. Jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat 17 menit, tak biasanya Kim Na Eun terlambat sampai seperti ini. Kemana wanita itu? Apa sesuatu telah terjadi padanya?

Bibir Minho terus berkomat-kamit tidak jelas, sampai akhirnya Ro Woon menepuk bahunya dengan pandangan yang lurus. Kepala Min Ho kemudian terangkat, dan betapa kagetnya saat dia mendapati semua orang sedang menatap ke arahnya kemudian terkekeh canggung dan terlihat mereka tahan semampu mungkin.

"Ekhem.." Ro Woon berdehem.

"Na Eun Nuna sedang di perjalanan menuju kesini, dia tadi mengantar Gon dulu ke sekolah karena asisten rumah tangganya sedang sakit." Katanya sedikit berbisik.

Minho menarik napas panjang lalu mencoba bersikap tenang untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan dengan kabar barusan. Dia tahu pasti bagaimana watak boss barunya itu, Seo Kang Joon adalah orang yang sangat disiplin dalam hal waktu dan tenaga. Ini adalah hari pertamanya memulai untuk memimpin agensi, lucu sekali kalau salah satu stafnya terlambat sampai mengaret begini.

From Bali to ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang