35. Leave Me

776 162 325
                                    

Masih hawa hawa sendu guys~

Lee Jun Ho membuka matanya dengan perlahan saat kesadaran mulai menumpuk di kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Jun Ho membuka matanya dengan perlahan saat kesadaran mulai menumpuk di kepalanya. Bersama kepingan ingatan yang mendera bayangannya, dia akhirnya menyadari bahwa Na Eun benar-benar pergi. Seperti dugaannya. Di ruangan rawat inapnya, suasana berubah menjadi hampa dan kosong. Udara yang kian terasa dingin itu tak lagi nyaman untuk ditinggali. Jun Ho telah kehilangan rasa nyamannya.

"Kau sudah sadar?" Eun Seop terbangun dari tidurnya.

Dan bukannya menjawab, Jun Ho malah menutupkan kedua tangan ke wajahnya ketika dirasa kedua matanya memanas. Dadanya seperti ditinju dengan keras. Dia menggeleng bersama air mata yang seketika tumpah

"Jun Ho? Kau kenapa? Apa kau merasakan sakit? Dimana?"

Jun Ho terus terisak seraya memegangi dadanya. Isakannya semakin terdengar memilukan dan itu membuat Eun Seop menatapnya dengan sayu. Selama separh hidup dia habiskan dengan Jun Ho, tak pernah barang sekali pun Eun Seop melihat lelaki itu menangis seperti ini. Jun Ho adalah orang yang sombong, tak bisa diatur dan kepalanya keras seperti batu, dia tak pernah menangis apalagi menampakkan kelemahan tersebut pada orang lain. Dan dia tahu sebab Jun Ho menangis seperti ini.

"Aku kacau." Racau Jun Ho disela isak tangisnya.

"Dia telah meninggalkanku."

Rasanya baru saja kemarin Lee Jun Ho pergi ke masa terbaiknya bersama dengan Kim Na Eun. Rasanya baru saja kemarin dirinya merasa menjadi manusia paling bahagia semasa hidupnya karena bisa merasakan bagaimana hangatnya sebuah keluarga. Setelah semua hal yang selama ini dilaluinya sendirian, dia akhirnya mengenal Kim Na Eun dan keluarganya.

Ya. Rasanya baru saja semua itu terjadi, hal yang paling menyenangkan sebelum kini semua hilang begitu saja. Sirna begitu cepat. Seperti sebuah koin yang punya dua sisi berbeda, Jun Ho merasa bahwa kenyataan telah membaliknya dengan mudah, mengembalikannya pada titik gelap dalam hidupnya. Lagi.

Padahal satu titi terang yang lebih besar baru saja hinggap di hidupnya. Tentang masa lalu yang ternyata sangat berkaitan dengan orang terdekatnya selama ini. Sebab mengapa hanya Na Eun yang bisa membantunya mengatasi Klaustrophobia.

Flashback

"Waah! Baru sekali mencoba, kau sudah sangat sempurna melakukannya Jun Ho ssi." Puji Kim Na Ri penuh ekspresi takjub pada seseorang yang sedang sibuk mengupas kentang tak jauh dari tempatnya duduk.

Lee Jun Ho. Lelaki itu tersenyum sipu, kedua lesung pipitnya otomatis terpamer dengan jelas saat mendengar pujian itu terlontar dari mulut calon mertuanya. Dia lantas semakin menajamkan iris matanya dan mefokuskan diri untuk mengupas kentang itu lebih sempurna lagi.

"Ibuku pernah bilang bahwa aku mempunyai mata yang indah dan tajam. Aku selalu bisa melakukan pekerjaanku dengan hanya memfokuskan mataku seperti ini saja. Bahkan aku bisa memotong wortel dalam bentuk dan ukuran yang rata." Katanya dengan bangga.

From Bali to ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang