Bell sudah berdenting. Seluruh siswa yang semula asik dengan obrolan mulai pergi meninggalkan area main nya perlahan
Begitupun dengan minho. Ia membuang batang rokok yang masih panjang, mencari sosok jisung di segala penjuru
Lelaki mungil nya itu memang mudah di bodohi. Ia yakin haknyeon hanya meledek biasa namun di tanggapi serius oleh jisung
Taman, area belakang, lapangan bahkan tempat-tempat kecil dan tersembunyi pun ia tidak menemukan jisung
Jadi kemana haknyeon membawa jisung nya?!
"Ada satu tempat sih" gumam minho. walau ia tidak yakin, tapi minho mulai berjalan menuju lokasi yang di curigai nya
Toilet kosong di lantai 3
Hanya itu satu-satunya harapan minho.
Dengan langkah tergesa ia menaiki tangga, berbelok dan berlari kecil saat melihat pintu toilet yang biasa terkunci itu kini terbuka
BRAK!
Minho menendang pintu tersebut lalu menelusup masuk tanpa berfikir dua kali
Dan benar saja. Ada jisung di sana, bersama tiga lelaki yang tak di kenalinya juga haknyeon yang berdiri persis di depan jisung
"Ji. Sini" perintah minho. Jisung yang melihat nya langsung berlari kecil menuju minho
"Ngapain lo di sini" tanya minho saat jisung sudah ada di depan nya, jisung merengut lalu menunjuk haknyeon dengan telunjuk
"Si bangsat ini ngajakin gue yang enggak-enggak!! Sebelum nya dia ngeledek gue jalang!! Terus nyeret gue ke sini cuma buat cekokin gue obat!!"
Minho menaikan alisnya mendengar ocehan tersebut. Ia alihkan pandangan nya pada haknyeon di depan wajah
"Bener yon?"
Yang di tanya malah tersenyum sinis menatap jisung.
"Lo percaya sama penghasut kecil di samping lo? Jelas dia bohong. Dia ngarang cerita, dasar lo iblis kecil"
"Lo sendiri yang masukin obat ke mulut gue anjing—"
Jisung kembali melangkah maju dengan langkah besar. Gestur nya siap untuk memukul habis haknyeon tanpa sadar jika ukuran tubuh kedua nya jauh berbeda
Minho menahan perut jisung dengan sebelah tangan. Menarik nya agar kembali berdiri di sisi tubuh
"Lepas!! Gue ga bisa biarin dia ngebacot tentang gue!! Gue perhatiin lo itu emang sering jatuhin image gue anjinffmhph—"
Minho menarik jisung ke dalam pelukan di dada, menutup mulut nya dengan tangan kiri.
"Gue kasih lo kesempatan kali ini. Sekali lagi gue liat atau denger lo bacotin jisung, siap-siap aja lo gue habisin"
Selesai berkata, minho membawa langkah nya keluar bersama jisung di dalam dekapan nya
Minho melepas kan tangan nya dari mulut jisung saat keduanya berjalan naik ke atas tangga
"Lo mau bolos kan? Bolos sama gue" ucap minho yang kini melangkah lebih dulu dengan tangan di masukan ke dalam saku
"Kemana"
"Basecamp gue"
"Tapi gue bukan anggota lo"
Minho menghentikan langkah lalu berbalik menatap jisung yang mengerucutkan bibir
"Selama batas waktu perjanjian kita belom berakhir. Lo sebagian dari gue"
Kemudian minho menarik pergelangan yang lebih muda untuk segera mengimbangi langkah nya menunju rooftop
Jisung menurut. Sebenar nya sudah sejak lama ia penasaran dengan isi dari ruangan tak terpakai yang biasa dijadikan basecampe oleh minho dan kawanan nya
Namun jelas jisung tidak berani masuk karena itu bukan tempat nya
Tapi kali ini, jisung bisa melihat nya tanpa perlu mencari alasan. Katakan saja minho memberi nya Freepass untuk masuk dan mengeksploitasi teritori nya
Jisung senang mendengar nya
Pintu ruangan terbuka karena dorongan kaki minho. Sama seperti minho membuka pintu toilet untuk menemuinya
Namun kali ini lebih santai, tidak seperti sebelumnya.
Kadang jisung berfikir apa kegunaan tangan minho jika hanya di letakan di dalam saku?
"Masuk"
Jisung masuk ke dalam, lalu minho menutup nya.
"Bisa-bisa nya lo punya basecamp sebagus ini di sekolah!! Dasar licik"
"Gue udah izinin lo masuk loh. Masih aja ngatain gue, mau gue tendang keluar?"
Jisung mencebik, lalu tanpa permisi ia mendudukan bokong nya di sofa super empuk yang terletak di pojong ruangan
"Aaaaa~ enak banget!!! Jahat banget yang bisa nikmatin surga di dalem sekolah gini cuma lo dan antek antek gajelas lo. Gue juga mau~"
Minho memutar mata malas mendengar rengekan juga tendangan dari kaki kecil jisung di udara.
"Gausah labay. Di sini ga senyaman yang lo kira, atap suka bocor. Ruangan ini ga kedap suara, ga ada ac dan pengap"
"Mata lo pengap! Ini lega banget! Seger juga karna ada jendela keluar—"
Minho melempar botol minum nya di atas meja. Mendudukan diri di samping jisung yang sedang merebahkan diri
Tangan kanan minho gunakan untuk menopang tubuh nya yang perlahan merunduk mendekatkan wajah
"Ga usah komentar lagi tentang ruangan ini. Kalo lo emang mau ke sini buat bolos, ya kesini aja. Gue dan anggota yang lain ga masalah ada member baru"
Jisung tersenyum lalu mengangguk mantap, tangan nya mengalung pada leher sang rival tampan
"Serius? Sekalipun itu tanpa lo"
"Hm, sekalipun itu tanpa gue."
Minho pergunakan kesempatan nya untuk mengigit bibir bawah jisung. Lelaki di depan nya ini seperti memang sedang menggoda minho untuk bertindak lebih
"Ga. Gue ga sedeket itu sama anggota lo"
"Lo deket sama changbin"
"Ya itu karena changbin deket sama felix. Selain itu ga ada lagi"
Minho mengedikan bahu lalu menyembunyikan wajah nya pada sela leher yang lebih manis
"Gue mau cuddle sama lo seharian ini."
Minho menaikan tubuh dan meringsek masuk ke dalam pelukan jisung. Padahal sofa yang sedang jisung tiduri tidak bisa menampung dua orang dewasa
Tapi minho dengan tidak tau malu nya memeluk erat jisung hingga sebagian tubuh jisung menindih minho
"Oke. Gue juga pengen tidur sekarang, gara-gara obat yang haknyeon cekokin ke gue. Sekarang gue pusing banget"
Minho mendongak dengan alis bertaut bingung.
"Obat? Obat apa maksud lo?"
"Gue ga tau. Tapi sekarang kepala gue pusing dan pandangan gue ngeblur"
Oh wow. Minho tidak mau berfikir negative tentang obat yang jisung maksud, tapi—
"Minho,— gue mau lo sekarang"
—Jika tiba-tiba jisung yang meminta, bukan kah tanda nya haknyeon memasukan obat perangsang pada jisung?
Jadi...
Apa minho harus bersyukur atau kesal karena ia yakin haknyeon berniat melakukan hal buruk pada jisung
•To be Continue•
KAMU SEDANG MEMBACA
[21] Overtaking || Minsung
FanfictionMereka ini Rival. Dua lelaki dengan latar belakang berbeda harus bertanding untuk mempertahankan harga diri "Lo bakal jadi sex slave gue" lelaki dengan hidung bangir itu menatap sinis yang lebih mungil "Try me. You can ride me as much as you can. T...